Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Korban Tewas Laka Air di Sungai Musi, Polisi Bentuk Pos Pemantau Perahu di Ampera

Kompas.com - 04/01/2019, 16:10 WIB
Aji YK Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara akan membentuk pos pemantau kendaraan air di bawah Jembatan Ampera, dengan melibatkan seluruh instansi terkait, seperti TNI dan Dinas Perhubungan.

Pembentukan pos pemantau tersebut, untuk meminimalisir angka kecelakaan air (laka air) yang sering terjadi.

Dari data analisis dan evaluasi (Anev) Polda Sumsel, tercatat sebanyak 22 orang meninggal akibat kecelakaan air di Sungai Musi. Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan tahun 2017 di mana 6 orang meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah kasus laka air pun ikut meningkat. Pada tahun 2018 terjadi tujuh kasus dan di tahun 2017 sebanyak tiga kasus.

Baca juga: Operator SPBB yang Jadi Korban Ledakan Perahu di Sungai Musi Ditemukan Tewas

Sementara, untuk korban luka berat, mengalami penurunan. Pada tahun 2018, ada lima korban dan pada 2017 terdapat sebanyak 25 korban luka berat.

Untuk korban luka ringan pada tahun 2018 yakni tiga orang dan pada tahun 2017 nihil.

"Pada tahun 2019, kita akan menekan jumlah angka kecelakaan air di Sungai Musi. Tahun kemarin memang sangat meningkat drastis 22 meninggal. Pos itu akan mengecek seluruh transportasi sungai," kata Zulkarnain, Jumat (4/1/2019).

Zulkarnain tak menampik, jika minimnya alat keselamatan terlebih lagi bentuk speedboat sering menimbulkan jumlah korban yang banyak.

Bentuk speedboat yang kecil dan hanya memiliki satu akses pintu keluar terkadang menjadi permasalahan saat terjadi kecelakaan.

"Penumpang susah keluar, kadang speedboat-nya itu kecil. Alat keselamatan seperti pelampung juga tidak ada. Jadi, pos itu nanti akan mengecek seluruh kendaraan sungai, terlebih lagi alat keselamatan," ujar dia.

Transportasi sungai seperti perahu getek dan speedboatmemang sudah lama digunakan masyarakat Sumatera Selatan dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi, beberapa kali kecelakaan perahu sering menimbulkan korban jiwa akibat terjebak di dalam kapal.

Baca juga: Ledakan Perahu di Sungai Musi, Kaca hingga Dinding Rumah Warga Retak

"Memang budaya kita masyarakat Sumsel sudah dari dulu memakai transportasi sungai. Namun, akan ditingkatkan lagi alat keselamatan dan kenyamanan penumpang," ujar dia.

Berdasarkan catatan Kompas.com, di akhir tahun 2018, dua kapal cepat (speedboat) Rahendi Putra dan Lima Saudara, mengalami kecelakaan saat sedang berada di perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu (30/5/2018).

Akibatnya, empat orang tewas. Empat korban sempat hilang lalu ditemukan pada waktu dan tempat yang berbeda.

Selanjutnya, pada Kamis (20/12/2018), delapan korban mengalami luka berat akibat meledaknya perahu jukung merek Jasa Mulya di perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Sementara, satu orang yang merupakan operator SPBU ditemukan tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com