Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adit Usai Tsunami Selat Sunda, Biskuit untuk Sang Adik hingga Jadi Anak Angkat Polisi

Kompas.com - 02/01/2019, 15:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Saat itu, Adit masih belum mengetahui bahwa ibu dan adiknya telah meninggal dunia tersapu tsunami.

Ayah kandung pun masih ragu untuk memberitahukan nasib ibu dan adik kandung Adit ketika menjemput Adit di tenda pengungsian.

Baca Juga: Pungli Pemulangan Jenazah Korban Tsunami, 5 PNS RSDP Serang Diperiksa

3. Berziarah di makam ibu dan adik

Menurut Wahyu, sang ayah tampak berat untuk memberitahu kondisi ibu dan adik Adit. Ayahnya pernah berpura-pura mengajak Adit untuk menengok ibu dan adiknya di rumah sakit.

"Ayahnya lalu berdalih mengajak menengok ibu dan adiknya di rumah sakit ketika itu, untuk menghibur Adit seolah-olah keluarganya masih lengkap," tutur Wahyu.

Melihat kondisi Adit, tim trauma healing segera bertindak menangani Adit.

"Adit akhirnya diajak ke kuburan ibu dan adiknya dan sekarang dia sudah lebih baik dan bisa menerima kenyataan," tutur Wahyu.

Baca Juga: Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda Capai 437 Orang

4. Kehadiran keluarga Aipda Turono 

Anak-anak di Posko Pengungsian Labuan tengah bermain berasama tim trauma healing, Jumat (28/12/2018). Di posko Labuan ini tercatat ada 400 pasien yang mengeluhkan berbagai penyakit, 116 di antaranya mengidap ISPA.KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN Anak-anak di Posko Pengungsian Labuan tengah bermain berasama tim trauma healing, Jumat (28/12/2018). Di posko Labuan ini tercatat ada 400 pasien yang mengeluhkan berbagai penyakit, 116 di antaranya mengidap ISPA.

Pada hari kedua bencana tsunami Selat Sunda, Aipda Turono dan istri mulanya datang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo.

Saat menurunkan barang, dia melihat ada Adit sedang duduk sambil melamun sendirian di antara para pengungsi.

"Lalu saya tanya kenapa melamun, seketika dia langsung ingin dipeluk dan duduk di pangkuan saya," kata Turono.

Adit langsung menangis sejadi-jadinya sementara Turono sendiri belum tahu apa penyebab kesedihan anak tersebut.

"Saya peluk dan terus saya semangati. Adit menangis sampai setengah jam baru dia merasa bisa lebih tenang," kata dia.

Sejak saat itu, Turono langsung merasakan bahwa Adit yang memiliki nama lengkap Ahmad Dinata Adit Saputra memiliki kedekatan emosional dengan dirinya.

Turono meminta Adit memanggilnya dengan sebutan papi dan istrinya dengan panggilan mami.

Baca Juga: Masa Tanggap Darurat di Lampung Selatan Diperpanjang Hingga 5 Januari 2019

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com