Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2018: Tiga Kasus Pembunuhan Sadis yang Hebohkan Warga Blora

Kompas.com - 01/01/2019, 23:28 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2018, di Kabupaten Blora, Jawa Tengah terungkap tiga kasus pembunuhan sadis dan menghebohkan.

Tiga kasus pembunuhan tersebut masing-masing dilatarbelakangi masalah asmara, penyimpangan perilaku seksual hingga ketidakharmonisan dalam keluarga.

Berdasarkan data Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Blora yang dihimpun Kompas.com tercatat, ada tiga kasus pembunuhan menonjol yang menghebohkan publik selama tahun 2018.

Satreskrim Polres Blora pun harus bekerja ekstra keras untuk mengungkap misteri kasus pembunuhan yang semuanya diawali dengan penemuan jasad tersebut.

Berikut tiga kasus pembunuhan yang menghentakkan publik Blora.

1. Dipaksa minum racun

Pembunuhan ini terjadi pada Februari 2018. Gadis berinisial IL (26), warga Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jateng, dianiaya dan dipaksa minum racun oleh pacarnya yang sudah punya istri dan anak.

Pelaku adalah Edi Sumarsono alias Sondong (24), warga Pojok, Kecamatan Randublatung, Blora. Korban dibunuh karena meminta pertanggungjawaban pelaku yang sudah menidurinya.

Baca juga: Usai Berhubungan Intim, Seorang Gadis Diracuni dan Dibuang ke Hutan

Jasad IL ditemukan di hutan jati di Desa Wulung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (16/2/2018) pagi.

Jasad wanita muda itu ditemukan di petak 119 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Jatisumo dalam posisi telentang. Hijab, baju, rok, kaus kaki serta sepatu masih melekat di tubuhnya.

2. Dibakar hidup-hidup

Seorang gadis berusia 21 tahun, FDA, warga RT 04/RW 16, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jateng, dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 2018.

Mayat gadis yang berprofesi sebagai SPG sekaligus caddy golf itu ditemukan pada Rabu (1/8/2018).

Polisi meringkus pembunuh FDA, yakni KAW (30), di kamar kos pelaku di Semarang pada Senin (6/8/2018). Pelaku KAW adalah warga asal Kunduran, Blora, Jawa Tengah, yang berprofesi sebagai Manajer Front Office di sebuah hotel di Semarang.

sebelumnya KAW berkencan dengan korban di salah satu hotel di Semarang. Keduanya berkenalan melalui media sosial.

Baca juga: Fakta Kematian Tragis SPG asal Blora, Dibakar Hidup-hidup hingga Tanpa Keluarga di Liang Lahat

Pelaku nekat menghabisi nyawa FDA lantaran ingin menguasai harta korban. KAW sendiri mengaku adalah lelaki hidung belang yang keranjingan meniduri para perempuan. Bahkan KAW juga mengidap perilaku seks menyimpang.

"Berdasarkan pengakuan pelaku, korban ini dibakar hidup-hidup dengan tangan dan kaki masih terikat. Korban disiram bensin satu liter kemudian dibakar," kata Kapolres Blora saat itu, AKBP Saptono kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).

Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut, KAW diketahui pernah membakar hidup-hidup dua perempuan yang ia tiduri. Pelaku beralasan ingin menguasai harta korban.

Namun untuk perempuan yang ia bakar pada tahun 2011, pelaku mengaku lupa identitasnya.

3. Dicekik

Seorang ibu satu anak, Sulasmini (37), warga Desa Bedingin, Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah, tewas dicekik oleh suaminya sendiri, M Jauri (38). Jasad Sulasmini ditemukan di atas ranjang kasur pada Minggu (25/11/2018) siang sekitar pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Kronologi Kasus Sulasmini: Dibunuh Suami Sendiri, Diisukan Dipatuk Ular, hingga Makam Dibongkar

Awalnya, oleh pihak keluarga, Sulasmini disebut tewas karena dipatuk ular. Namun setelah polisi mendapat laporan dari masyarakat terkait kejanggalan dalam kasus kematian Sulasmini, akhirnya terungkap bahwa korban tewas karena dicekik suaminya, Januari.

Januri mengaku menghabisi nyawa istrinya karena menolak ketika diajak berhubungan intim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com