Bom Surabaya
Indonesia berduka karena tragedi di Surabaya pada pertengahan Mei 2018.
Bom meledak di tiga gereja di Surabaya pada 13 Mei 2018, masing-masing di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.
Sebanyak 13 orang meninggal dan 43 lainnya luka-luka. Korban meninggal terbanyak terjadi di Gereja Santa Maria.
Para pelaku merupakan satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu dan keempat anaknya. Polisi menyebutkan, Dita Apriyanto (48), sang ayah, adalah amir (pemimpin) kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Surabaya.
Pada hari itu juga, Presiden RI Joko Widodo datang ke Surabaya untuk mengunjungi lokasi dan menjenguk para korban. Presiden menyerukan bersatu melawan terorisme serta mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan waspada.
Pada malam harinya, ledakan juga terjadi di rusunawa di Kabupaten Sidoarjo. Satu orang meninggal dalam peristiwa ini.
Baca selengkapnya di Topik Pilihan: Bom di Gereja Surabaya
Baca juga: Elegi Anak-anak di Ledakan Bom Surabaya
Viral, foto spanduk Prabowo salah cetak
Foto spanduk bergambar Prabowo Subianto yang saat itu berstatus calon presiden sedang mengepalkan tangan viral di media sosial.
Foto spanduk bertuliskan "Bergeraklah Merebut Kenangan" yang dipasang di atap tribune Gedung Olahraga Dabonsia, Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, itu viral karena disebut salah cetak.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Hendro Subianto mengakui dan minta maaf bahwa spanduk tersebut salah cetak. Spanduk, lanjut dia, sudah langsung diturunkan panitia.
"Tulisan lengkapnya, Bergeraklah Merebut Kemenangan," katanya di Surabaya pada 6 Mei.
"Kami minta maaf, spanduk di acara Bojonegoro salah cetak," tambahnya.
Baca juga: [FAKTA] Foto Viral Spanduk Prabowo Salah Cetak Bergeraklah Merebut Kenangan
Halaman berikutnya, JUNI