BANDUNG, KOMPAS.com - Geliat pertumbuhan aplikasi transportasi online (daring) di Bandung kian tumbuh pesat. Dari beberapa perusahaan penyedia aplikasi trasportasi itu, Go-Jek merupakan salah satu perusahaan yang cukup eksis di Bandung.
Strategic Region Head Jawa Barat & Banten Go-Jek Becquini Akbar mengatakan, kontribusi Gojek terhadap perekonomian warga Bandung mencapai Rp 187 miliar pada tahun 2017.
Hasil itu didapat dari survei yang dilakukan manajemen Go-Jek bersama Lembaga Demografi FBE Universitas Indonesia pada kuartal akhir 2017.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 108 miliar adalah penghasilan mitra Go-Ride sepanjang 2017. Serta, sebanyak Rp 79 miliar dari penghasilan mitra UMKM Go-Food.
"Rp 108 miliar itu penghasilan per tahun dari seluruh driver di Bandung. Saya enggak bisa sebut jumlah (driver) pastinya tapi di Bandung mencapai puluhan ribu dari 1 juta jumlah driver secara nasional. Ini survei kita pada kuartal akhir 2017, untuk survei 2018 sedang berjalan," kata Becquini saat dihubungi Kompas.com via telepon seluler, Jumat (28/12/2018).
Baca juga: Bonus Poin Berubah Sepihak, Pengemudi Demo Kantor Gojek
Dalam hasil survei yang diterima Kompas.com, 79 persen pengemudi Gojek di Bandung berusia 21-41 tahun. Mayoritas pengemudi merupakan lulusan SMA atau sederajat.
Rata-rata penghasilan pengemudi mencapai Rp 2,7 juta per bulan. Go-Ride, Go-Car, dan Go-Food merupakan layanan paling diminati warga Bandung.
Secara statistik performa Gojek di Bandung memang cukup potensial. Bandung, kata Becquini, merupakan pasar kedua terbesar Gojek setelah Jakarta. Meski demikian, Gojek sangat hati-hati dalam membuka kerja sama dengan mitra baru.
Menurut dia, penambahan mitra mesti disesuaikan dengan kebutuhan guna menjaga iklim pendapatan pengemudi.
Baca juga: Perkara Bonus, Driver Grab Berbondong-bondong Beralih ke Go-Jek
"Sebenanrnya memutuskan mitra baru atau tidak kita memeprtimbangkan supply dan demand. Kasihan kalau gak sesuai, karena kita harus menghitung juga penghasilan untuk mitra," paparnya.
Dorong UMKM