MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (HC) Bidang Pendidikan Vokasi Kerakyatan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Dome Theater Kampus 3 UMM, Kota Malang, Kamis (27/12/2018).
Gelar kehormatan itu merupakan yang kedua kalinya didapat oleh Soekarwo setelah mendapat gelar yang sama dari Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2015 lalu.
Saat itu, pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (HC) Bidang Ekonomi.
Pakde Karwo sempat menitikkan air mata saat menyampaikan pidato ilmiahnya dengan tema meningkatkan daya saing Jawa Timur melalui pendidikan vokasi.
Baca juga: Surya Paloh Klaim Soekarwo Dukung Jokowi
Saat itu, sebelum mengakhiri pidatonya, Pakde Karwo menyampaikan ungkapan syukur dan terima kasihnya kepada kedua orang tuanya, yakni Kartodiharjo dan Dasiyem.
"Di penghujung forum yang mulia ini, saya persembahkan karya ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasih teruntuk kedua orang tua yang telah membimbing dan mendidik saya sehingga dapat memberikan jalan manfaat bagi orang lain," katanya.
Setelah itu, ia terdiam di balik podium. Menahan tangisnya, sebelum melanjutkan ucapan persembahan berikutnya.
Sementara itu, dalam pidatonya, Pakde Karwo menekankan pentingnya pendidikan vokasi untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan sumber daya manusia.
Dikatakannya, bonus demografi di Jawa Timur yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2019 harus diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia.
Pada tahun 2019, persentase penduduk usia produktif di Jawa Timur mencapai 69,60 persen.
"Tanpa kualitas, jumlah penduduk yang besar pada akhirnya hanya akan menjadi beban. Oleh karena itu, upaya - upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian ekstra di negeri ini," katanya.
Baca juga: Soekarwo : Kebijakan Ganjil Genap Tidak Akan Diterapkan di Jatim
Posisi Jawa Timur yang masih berada di posisi lower middle income dengan pendapatan perkapita Rp 51,89 juta USD 3.886 pada tahun 2017 juga menjadi tantangan dalam menghadapi daya saing.
Revolusi industri yang sudah memasuki fase 4.0 juga menuntut kualitas sumber daya manusia.
"Menyikapi tantangan tersebut di atas, belajar dari pengelaman negara - negara maju serta mengoptimalkan potensi yang di miliki Jawa Timur, maka pada kesempatan ini saya menawarkan pendidikan vokasi sebagai solusi," ungkapnya.
Pakde Karwo menyampaikan, persoalan miss match antara pendidikan dan kebutuhan industri harus diselesaikan.
Hal itu yang membuat Pemerintah Jawa Timur mengambil langkah diskresi kebijakan pengelolaan pendidikan melalui Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2014 yang mengatur revitalisasi pendidikan SMK dalam rangka peningkatan daya saing di Jawa Timur.
"Untuk memudahkan dan mempercepat revitalisasi, saya membuat kebijakan moratorium pendirian SMA dan moratorium bidang kompetensi yang tidak sesuai dengan supply and demand," jelasnya.
Link and match di SMK juga harus dikuatkan. Nantinya, lulusan SMK harus memiliki wawasan atau sikap kompetitif. Seperti etika kerja atau work ethic, motivasi capaian atau achievement motivation, penguasaan atau mastery, sikap kompetitif atau competitiveness dan sikap menabung atau attitudes to saving.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.