Menurutnya, longsoran tersebut sebagian merupakan endapan dari erupsi Gunung Anak Krakatau sejak bulan Juni hingga saat ini.
"Sebagian tubuhnya yang baru-baru endapan Krakatau dari bulan Juni sampai saat ini," katanya.
Karena letusan Gunung Anak Krakatau terjadi sejak bulan Juni secara bertahap, lava gunung Anak Krakatau pun sudah sampai ke pantai di sekitar gunung tersebut.
"Kalau bertahap sedikit-sedikit seperti gunung Anak Krakatau sudah meletus dari bulan Juni, dan aliran lavanya sudah sampai ke pantai karena dicicil ya enggak menyebabkan apa-apa. Saya juga sudah kesana ya normal-normal saja, mungkin ini karena longsor sekaligus seperti longsor di gunung gerakan tanah Wonosobo, jadinya masif sekaligus," katanya.
Sampai saat ini, tim belum dapat mendekati Gunung Anak Krakatau tersebut lantaran kendala cuaca.
Meski tertutup kabut, tim masih dapat memantau melalui alat seismometer yang terpasang jauh dari pulau Gunung anak Krakatau tersebut.
"Gunung Anak Krakatau secara visual masih tertutup kabut, cuaca hujan deras, angin kencang, dentuman sesekali terdengar, gempa yang terekam masih gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 25 milimeter," katanya.
Gunung Anak Krakatau kini di level II atau waspada. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekat dalam radius 2 km.
"Masyarakat disarankan tenang, tak terpancing isu. Silakan kalau ada isu yang membuat kepanikan bisa di cek ke pos kami di Pasauran," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.