Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Selamat Tsunami: Dalam Sekejap Saya Sudah Tergulung Ombak...

Kompas.com - 24/12/2018, 12:34 WIB
Aprillia Ika

Editor

KALIANDA, KOMPAS.com - Tsunami Selat Sunda juga berdampak pada pesisir Lampung pada Sabtu (22/12/2018). Salah satu wilayah yang terkena dampak parah adalah wilayah Way Muli Timur, Rajabasa, Lampung Selatan.

Salah satu korban selamat, Nasoha (45), menceritakan kisahnya bertahan hidup dari hantaman tsunami.

Menurut Nasoha, saat kejadian sekitar pukul 21.00 WIB, dia dan kedua anaknya sedang berada di rumah. Dia mendengar suara gemuruh ombak besar dan sempat keluar mencari sumber suara.

"Pas keluar ternyata air sudah naik ke rumah setinggi lutut. Saya cepat masuk lagi, narik anak untuk keluar," ceritanya, seperti dikutip dari Tribun Lampung.

Baca juga: Keluarga Sambangi Korban Tsunami Selat Sunda di RSUD Tarakan

Sebelum sempat menarik anaknya keluar, ombak kedua setinggi empat meter kemudian menghantam rumahnya.

"Saya enggak sempat ngapa-ngapain lagi. Sama anak cuma bisa pelukan saja. Terus dalam sekejap saya sudah tergulung ombak," tutur Nasoha.

Nasoha kemudian ditemukan selamat dengan luka robek di lengan kanan dan telinga kanan, serta memar di pelipis mata kiri.

"Tapi syukur, saya masih bisa selamat. Tapi rumah saya rata, tidak berbentuk lagi," ucap Nasoha.

Hamil enam bulan

Sulis, warga Desa Way Muli Timur lainnya menuturkan, gelombang besar menerjang rumahnya saat ia dan dua anaknya hendak tidur.

Ia yang dalam kondisi hamil 6 bulan sempat terendam air laut.

Baca juga: 8 Fakta Tsunami Selat Sunda, Pemicu Kejadian hingga Korban Jiwa

"Waktu hendak menyelamatkan diri saya sempat jatuh. Suami saya menyelamatkan anak. Saya terendam luapan air.

Saat itu, saya merasa hidup saya akan berakhir, sampai ada tetangga yang menarik tangan saya," tuturnya.

Selanjutnya, ia bersama suami, anak serta tetangganya berlari menuju kaki gunung Rajabasa.

Menurutnya, malam itu cukup mencekam. Karena aliran listrik PLN mati. Sehingga warga pun kalang-kabut untuk menyelamatkan diri di tengah gelapnya malam.

Saat air surut dan kondisi sudah aman. Ia dan suami kembali ke rumah. Namun ia mendapati bagian depan rumahnya sudah roboh.

Begitu juga dengan warung soto miliknya. Sudah rata dengan tanah. Sementara beberapa rumah tetangganya juga rata dengan tanah.

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ibu Hamil 6 Bulan Tersapu Tsunami: Saya Merasa Hidup Akan Berakhir, pada Senin (24/12/2018). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com