Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napas Lega Asep, Bocah asal Bandung Barat yang Tak Sengaja Telan Peluit

Kompas.com - 22/12/2018, 08:02 WIB
Agie Permadi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Saat proses oberservasi selama sehari, Ayu mengaku tak menerima keluhan apapun dari pasiennya itu. Malah suara Asep kini kembali normal tanpa suara peluit ketika bernafas.

"Asep malah lahap buat makan dan suaranya juga kembali," tuturnya.

Tidak ada luka pada tubuhnya setelah operasi, lanjut Ayu, karena teknik endoskopi tidak diperlukan sayatan layaknya operasi.

Meski begitu, pihaknya tetap memberikan obat antibiotik dan jika sewaktu-waktu ada keluhan, Asep bisa memeriksakannya ke puskesmas terdekat di daerahnya.

"Kalau kontrol atau ada keluhan bisa ke puskesmas terdekat," ucapnya.

Sebelum diperkenankan pulang, tim dokter juga sudah mengingatkan orangtua Asep untuk lebih hati-hati memperhatikan anak-anaknya.

"Kami sudah edukasi orangtuanya agar hati-hati bila anaknya main atau memasukan sesuatu ke dalam mulutnya," tutur Ayu.

Sejak tiba di RSHS, Rabu (19/12/2018) pukul 14.00 WIB, Subandi (49), ayah Asep, setia menunggu anaknya hingga akhirnya pulang Jumat siang ini.

Subandi mengaku senang dan lega sebab kini Asep sudah kembali normal seperti sediakala.

"Alhamdulilah asa (serasa) lega hati saya lihat anak sehat, senang, Pak," katanya.

Sudah sebulan, Asep enggan sekolah karena malu diejek teman-temannya lantaran bunyi peluit yang keluar ketika anak yang masih duduk di kelas lima SD ini bernafas terengah-engah. Namun kini setelah peluit berhasil dikeluarkan, Asep malah tak sabar ingin sekolah dan bermain bersama teman-temannya kembali.

"Katanya mau sekolah lagi, ngaji lagi, enggak mau pere (libur)," tutur Subandi senang.

Asep, lanjut dia, merupakan anak aktif yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Bahkan, kata Subandi, anak ketiganya itu seperti memiliki hobi yang unik, yakni mengutak-atik barang, khususnya barang elektonik.

"Emang suka ngotak-ngatik barang elektronik. Di rumah saja, ada radio bekas dibongkar, terus ponsel," katanya.

Meski begitu, berkaca dari pengalaman saat ini, ke depan Subandi akan berusaha untuk lebih hati-hati lagi memperhatikan anaknya ini agar kejadian serupa tak terulang kembali.

"Jangan sampai begini lagi, cukup sekali ini saja," tutupnya.

Subandi dan Asep lalu meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumahnya dengan menggunakan kendaraan jemputan yang dikirim pemerintah tempat mereka tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com