Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 4 Jam, Transaksi Misi Dagang Jatim-Malut Tembus Setengah Triliun

Kompas.com - 21/12/2018, 17:59 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Komoditas asal Provinsi Maluku Utara rupanya masih menjadi incaran para pelaku usaha dari provinsi lain.

Hanya dalam waktu empat jam, transaksi ditutup dengan nilai mencapai Rp 525,383 miliar.

Nilai transaksi sebesar itu diperoleh saat digelar acara misi dagang Pemprov Maluku Utara dengan menghadirkan pengusaha bersama produk unggulan dari provinsi Jawa Timur, Jumat (21/12/2018) tadi di Hotel Aula Bank Indonesia Perwakilan Maluku Utara, Ternate.

Kepala Dinas Perindagkop Maluku Utara, Asrul Gailea mengatakan, nilai jual beli tersebut sangat baik karena dalam waktu empat jam sudah menembus angka setengah triliun lebih.

“Selanjutnya, nanti kita di pemerintah akan mendorong para pelaku usaha ini untuk merealisasikannya karena kita hanya memfasilitasi antara pelaku usaha, selanjutnya mereka yang punya peran penting,” katanya.

“Sebenarnya angka itu bisa mencapai sekitar Rp 1 triliun, jika ini dilakukan jauh hari karena saat ini sudah banyak pelaku usaha asal China tutup toko dalam rangka menghadapi Natal,” katanya lagi.

Baca juga: Kisah Maman Si Peternak Lele Asal Indramayu, Kena Tipu Pengepul Ratusan Juta Rupiah hingga Teknik Digital E-Fishery

Sementara itu, Heri Wiriyantoro, Kabid Industri Agro Disperindag Jatim mengatakan bahwa ini bagian dari ekspansi Pemprov Jatim dengan mengajak pelaku usaha untuk partner dengan provinsi lain terutama Maluku Utara.

Misi dagang ini, katanya, dapat mendukung industri yang ada di Jatim, sekaligus dapat mengendalikan barang impor yang masuk ke Indonesia.

“Di Maluku Utara bahan bakunya masih primer bukan olahan sehingga itu bisa dibeli dan itu bisa diolah, kemudian dipasarkan atau dikembalikan lagi ke Maluku Utara sehingga punya nilai tambah,” katanya.

“Misi dagang selain jual beli juga ada pembinaan bagi pelaku usaha yang ada di Malut,” katanya lagi.

Hasil perkebunan primadona

Dari sekian item hasil transaksi tadi, hasil perkebunan seperti cengkeh, pala dan kopra masih menjadi primadona bagi Maluku Utara untuk dijual.

“Bahan baku yang kita butuhkan, yaitu cengkeh, pala dan kopra karena memang kita punya keterbatasan bahan baku di Jatim,” kata Heri.

Sementara permintaan dari Provinsi Maluku Utara ke Jatim yang terbilang cukup besar yaitu telur dan daging ayam termasuk beras.

“Nilai transaksi ini sungguh luar biasa, namun kami berharap tidak sampai di sini, tapi realisasinya,” katanya.

Baca juga: NTT Berpeluang Kembangkan Budidaya Ternak Lahan Kering

Sementara Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Maluku Utara, Deddy Adhiyatna melihat, misi dagang ini merupakan solusi, apalagi Maluku Utara masih lebih banyak mendatangkan produk dari luar daerah Malut.

“Misi dagang ini sangat bagus sekali bisa karena dapat menambah wawasan sekaligus dapat mendorong ekonomi masyarakat di Maluku Utara karena bisa ada penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com