Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Panen Bawang Putih Melimpah di Kaki Gunung Ciremai

Kompas.com - 19/12/2018, 09:32 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

“Saya sudah dua kali menanam. Pertama pada bulan Februari di atas lahan sewa seluas 4,5 hektar di Desa Payung, Sadarahe, tetapi gagal karena benih tidak cocok. Penanaman kedua, Agustus lalu di atas lahan seluas 1,5 hektar di Desa Cikaracak,” keluh Cece.

Menurut dia, kegagalannya menanam bawang putih tidak luput dari tanggung jawab petugas penyuluh pertanian.

“Coba tanya petani lain, kenal enggak dia sama petugas penyuluh dari dinas,” tandasnya.

Ia kemudian menduga banyak kelompok tani fiktif yang dibuat sejumlah petugas penyuluh untuk mendapat dana gelap.

“Kelompok tani cuma namanya. Anggotanya enggak ada,” tuduh Cece.

Camat Argapura, Ateng D Suherman yang ditemui di kantornya, Selasa

Selasa (4/12/2018) menjelaskan, para petani yang sudah menanam bawang putih di Desa Heubeulisuk baru di atas lahan seluas lima hektar. Lima hektar lainnya sedang disiapkan.

“Kelompok Tani Batu Numpang di Desa Mekarwangi baru menanam di atas lahan seluas enam hektar dari 15 hektar yang disiapkan. Petani Desa Gunung Wangi baru menanam di atas lahan enam hektar dari 15 hektar yang disiapkan, sedang petani di Desa Haurseah baru menanam di atas lahan seluas 10 hektar,” papar Ateng.

Empat kecamatan

Kepala Seksi Hortikultura dan Sarana Prasarana Dinas Pertanian Majalengka, Wawan Gunawan yang dihubungi, Kamis (6/12/2018) mengatakan, ada tiga kecamatan lain yang juga sedang mengadakan uji coba penanaman bawang putih untuk benih.

“Untuk Kecamatan Rajagaluh ada di Desa Payung di kawasan Sadarahe. Untuk Kecamatan Argapura di Desa Arga Lingga, Arga Mukti, dan Kecamatan Cikaracak. Untuk Kecamatan Cikijing ada di Desa Cipulus, dan Desa Cilancang. Untuk Kecamatan Sindang Wangi ada di kawasan Sadarahe bersebelahan dengan Desa Cipayung, tetapi cuma sedikit,” papar Wawan Gunawan.

Varietas bawang putih yang ditanam adalah varietas lumbu hijau, lumbu putih, dan sangga sembalun. Ketiga varietas berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Bagi petani Majalengka, varietas ini memang baru. Dipanen hanya 3,5 bulan setelah ditanam. Jauh lebih cepat dibanding varietas bawang putih yang umumnya ditanam di Majalengka. Enam bulan setelah ditanam, baru bisa panen,” tutur Wawan Gunawan.

Ia mengatakan, di Desa Payung sedang dan akan dibudidaya bawang putih seluas 50 hektar. Bibit berasal dari importir bawang PT Garuda Indonesia Perkasa.

“Umur tanaman baru sebulan,” ucap Wawan Gunawan.

Di Desa Arga Lingga akan dan sedang dibudidaya bawang putih di atas lahan seluas tiga hektar, di Desa Arga Mukti satu hektar, sedang di Desa Cikarak tiga hektar.

Bibit berasal dari importir PT Lentera Agung Pratama. Penanaman baru dilakukan pada pertengahan November lalu.

Di Desa Cipulus akan dan sedang dibudidaya bawang putih di atas lahan 20 hektar. Sebanyak 10 hektar di antaranya sudah tanam. Bibit berasal dari PT Pertani.

“Memang kendala utamanya ada dua, air dan kondisi umbi bawangnya. Kawasan kaki gunung Ciremai ini nyaris tanpa mata air. Oleh karena itu penanaman bawang harus saat musim hujan tiba. Sementara itu kualitas umbi bawang kadang merosot karena usianya menjadi lebih tua karena menunggu musim hujan tiba,” ungkap Wawan Gunawan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Majalengka, Wawan Suwandi, sudah ada lima investor, yakni importir bawang putih yang mau bekerjasama dengan para petani di keempat kecamatan. Ada tiga pola kerjasama di antara mereka.

Pertama, importir membantu penyediaan benih dan mulsa (plastik penutup lahan) sedangkan petani memenuhi kebutuhan pupuk, pengolahan tanah, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Semua hasil produksi diberikan kepada petani. Importir membantu pemasaran hasil produksi bawang putih.

Kedua, importir menyewa lahan petani dan berbudi daya swakelola. Tenaga kerja dari petani yang dibayar. Semua hasil produksi diambil oleh perusahaan.

Ketiga, importir memberi benih, petani menyediakan pupuk, mengolah tanah, menanam, dan memelihara tanaman. Hasil panen diberikan kepada petani tiga perempat bagian, sedang seperempat bagian lainnya diserahkan importir sebagai benih.

Swasembada

Penanaman bibit bawang putih di empat kecamatan di Majalengka ini adalah bagian dari program nasional swasembada bawang putih.

Sejumlah daerah lain yang dipilih, kata Sekretaris Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Wijayanti, Selasa (20/6/2017), ada di Sembalun Lombok Timur NTB di kaki Gunung Rinjani; Temanggung, Wonosobo, Magelang, Jawa Tengah (Jateng) di kaki gunung Sindoro-Sumbing; Solok Sumatera Barat, dan Tegal Jateng.

Daerah lain yang juga berpotensi ditanami bawang putih adalah, Karang Anyar dan Magetan Jawa Timur (Jatim) di kaki Gunung Lawu; Kota Batu Malang Jatim di kaki Gunung Arjuna; Lumajang Jatim di kaki Gunung Wilis; Probolinggo Jateng di Kaki Gunung Bromo; dataran tinggi Dieng Jateng; dan Banyuwangi Jatim di kaki Gunung Ijen.

Menurut Amran, sebelum tahun 2019, Indonesia bakal berswasembada bawang putih. Kini, Indonesia baru mampu memroduksi 20.000 ton bawang putih setahun di atas lahan seluas 2000 hektar. Padahal, konsumsi bawang putih di Tanah Air sekarang sudah sekitar 500.000 ton.

Rendahnya produksi bawang putih ini terkait dengan menyusutnya lahan secara nasional dari 28.000 hektar di tahun 1998, menjadi tinggal 2.000 hektar saaat ini.

Wawan Gunawan pesimis, target swasembada bawang putih bakal bisa diraih tahun depan.

“Maret 2019 saja kalau lancar, keempat kecamatan di Majalengka baru memanen bibit bawang putih yang sudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Bibit disortir dan disimpan empat bulan, baru ditanam lagi pada sekitar Juli atau Agustus. Desember pertengahan 2019 baru panen bawang putih yang sebagian untuk pasar konsumsi, sebagian lagi untuk benih dengan rasio 6:4,” paparnya.

Kalau kebutuhan pasar konsumsi bawang putih sekarang 500.000 ton, maka di akhir Desember 2019, Empat kecamatan yang mengolah lahan bawang putih seluas 500 hektar di Majalengka, akan menghasilkan 5000 ton bawang putih. Dengan demikian bawang putih untuk pasar konsumsi hanya 3000 ton, sedang sisanya untuk benih.

“Kalau 5000 ton bawang putih dibuang ke pasar konsumsi semua, nanti petani kehabisan benih bawang putih lagi dong? Itulah yang terjadi tahun 90-an saat Indonesia masih berswasembada bawang putih. Terjadi kelangkaan bibit bawang putih karena seluruh hasil panen dilempar ke pasar konsumsi sehingga akhirnya Indonesia harus mengimpor bawang putih  bagi pasar konsumsi,” tegas Wawan Gunawan.

Ia memperkirakan, target kementerian pertanian berswasembada bawang putih baru bisa terlaksana paling cepat tujuh tahun, atau pada tahun 2025. Itu pun dengan sejumlah catatan.

Catatan pertama, perluasan lahan bawang putih sesuai dengan perhitungan produk bawang putih yang dikendaki.

Berikutnya, “Tidak semua petani sayur mau mengubah jenis tanaman yang mereka tanam dengan bawang putih. Mereka lebih suka menunggu hasil akhir uji coba penanaman bawang putih sampai ke hasil penjualan bawang putih di pasar,” jelas Wawan Gunawan.

Syarat ketiga adalah kondisi benih. Syarat keempat adalah relasi dan perilaku importir, petani, dan penyuluh pertanian di lapangan. Syarat keempat adalah soal cuaca. “Jadi ini soal soal perilaku, cuaca, lahan, bibit bawang putih, dan tentu saja konsistensi, dan jaminan usaha,” ucap Wawan Gunawan.

Meski demikian Wawan tetap berharap, impian akan panen melimpah di kaki Gunung Ciremai bisa diraih. Entah kapan tepatnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com