Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Panen Bawang Putih Melimpah di Kaki Gunung Ciremai

Kompas.com - 19/12/2018, 09:32 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Lewat kerjasama antara importir bawang putih dan petani, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berniat mengejar target swasembada bawang putih pada 2019-2020.

Ia telah meminta anggaran kementeriannya ditambah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 sebesar Rp 1 triliun untuk perluasan lahan.

Di lapangan, target menggusur impor bawang putih yang sudah mencapai lebih dari 90 persen dari pasar konsumen di Tanah Air ini, tampaknya bakal molor sampai sekitar tahun 2025.

Itu pun dengan sejumlah catatan.
___________________________________________________  

Mpud (49), petani sayur mayur di Blok Cirahayu, Desa Arga Mukti, Kecamatan Argapura, Majalengka, tergopoh-gopoh mengantar Kompas.com ke sebidang tanah uji coba penanaman bawang putih. 

Beriringan kami naik sepeda motor. Sepanjang jalan, hamparan “permadani” sayur mayur yang didominasi tanaman bawang, mengepung sampai ke balik bukit dan lembah  Panyaweuyan, nan elok. Tetapi hari itu kami tidak ke Panyaweuyan walau hati tergoda.

Sesampainya di satu ruas jalan kecil, dua sepeda motor kami parkir. Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pematang di antara kebun sayur. Cabe, sawi putih, kentang, daun bawang, bawang merah, menyapa ramah kami di sela angin gunung yang melintas.

“Usia tanaman ini baru 25 hari. Saya tanam awal Oktober lalu di lahan seluas 500 meter persegi ini. Saya mendapat bibit dari importir bawang putih. Para petani lain masih enggan mau menanam sebelum uji coba yang saya buat, berhasil,” kata Mpud sambil membelai daun tanaman bawang beberapa waktu lalu.

Mpud antusias menanam varietas bawang putih yang relatif baru di Majalengka.

“Orangtua kami dulu menanam bawang putih jenis lain yang lebih kecil umbinya dengan masa panen setelah enam bulan tanam. Jenis ini katanya maksimal tiga setengah bulan tanam sudah bisa panen,” ujarnya.

Itu artinya, masa panen bawang putih varietas ini bakal sama dengan masa panen bawang merah, daun bawang, sawi putih, dan kentang.

Studi banding

Toni Mulyanto (32), Kepala Seksi Pemerintahan Desa Arga Mukti yang ditemui terpisah hari itu di kantor desanya mengatakan, apa yang dilakukan Mpud diawali dengan studi banding para petani Arga Mukti ke petani bawang putih yang sudah lebih dulu menanam bawang putih jenis varietas baru ini di Guci, Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Tegal, Jawa Tengah Agustus lalu.

Ia menjelaskan, Desa Tuwel memiliki ketinggian yang sama dengan Desa Arga Mukti yakni 800-1200 di atas permukaan air laut.

“Menurut petani di sana, jenis bawang ini harga per kilogramnya bisa di atas Rp 20.000. Lebih menguntungkan dibanding harga sayur mayur lainnya,” ujar Toni.

Studi banding dibiayai Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka dan satu importir yang ditunjuk pemerintah.

Sepekan setelah studi banding, lanjut Toni, importir datang menyerahkan lima kuintal bibit bawang putih dari Guci kepada petani.

“Bibitnya gratis. Petani yang menyewa lahan dan merawat tanamannya. Hasil panen untuk pasar konsumsi dibeli importir, sedang sebagian panen untuk pembibitan, ditanam kembali oleh petani,” ucap Toni.

Dari delapan petani yang menguji coba menanam bawang putih, tinggal Mpud dan petani Ndin yang masih bertahan.

“Kendalanya pada ketersediaan air dan kualitas bibit. Bibit yang seharusnya siap ditanam pada bulan keempat, ditanam di bulan ke-10,” ungkap Toni.

Warga di desanya 95 persen petani. Sebanyak 40 persen menanam kentang, cabe keriting 30 persen, bawang daun 30 persen dan selebihnya menanam kubis, tomat, sawi putih, dan wortel.

“Ada 2.539 jiwa dari 758 kepala keluarga di sini,” tuturnya.

Penghasilan rata-rata petani perbulan sudah mencapai Rp 1,7 juta.

“Sudah di atas upah minimum regional yang Rp 1,4 juta,” ucap Toni bangga.

Tak memiliki lahan

Tidak demikian dengan warga tetangga di Desa Arga Lingga, Kecamatan Argapura.

“Sebagian besar petani di sini tidak punya lahan pertanian. Mereka menyewa. Berbeda dengan warga Desa Arga Mukti yang rata-rata mempunyai lahan pertanian sendiri,” kata Kepala Desa Arga Lingga, Jajang Nurjaman (32), Selasa (23/10/2018).

Di antara 14 desa di Argapura, hanya Desa Arga Lingga dan Arga Mukti yang tidak memiliki sawah. Mereka melulu menanam bermacam sayur mayur.

Ditanya soal uji coba penanaman bawang putih, Jajang menjelaskan, Juni lalu beberapa kelompok tani sudah mencoba, tetapi gagal.

Dinas Pertanian Majalengka meminta petani menguji coba tanaman bawang putih varietas baru di atas lahan seluas 70 hektar, tetapi ditolak petani.

“Yang cocok ditanam di sini itu kentang, cabe kriting, tomat, kubis, bawang merah, dan bawang daun. Produk kami sampai Lampung, Kuningan, Cirebon, dan pasar lokal saja. Panen raya biasanya jatuh di bulan kelima,” ucap Jajang.

Ia mengakui, karena tekanan kemiskinan, warga sulit menerima ajakan menanam tanaman baru yang belum jelas hasilnya. “Mereka takut gagal,” tegasnya.

Cece (37) petani Arga Lingga yang ditemui di rumahnya, Senin (29/10/2018), mengaku terpukul karena gagal menanam bawang putih yang ditawarkan importir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com