Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kisah Guru Ilyas di Lereng Gunung Ijen, Menembus Hutan dan Sungai hingga Dimarahi Orangtua Murid

Kompas.com - 18/12/2018, 18:46 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

"Tapi alhamdulillah sudah ada jembatannya walaupun kecil dan cukup satu motor. Dan sejak tahun 2017 lalu sudah ada sebagian jalan yang dipaving. Tapi ya tetap ada jalur ekstrim yang dilewati setiap hari lewat pinggir hutan dan di bawah tebing," jelasnya sambil tersenyum.

Bahkan, saat tidak ada motor karena digunakan oleh keluarganya, Ilyas memilih untuk berjalan kaki dan menempuh jarak 12 kilometer pulang pergi menuju rumahnya.

Ilyas mengaku, rasa cinta kepada anak didiknya dan profesi guru adalah menjadi modal utama. Lokasi sekolah yang terpencil seakan tidak menjadi halangan baginya untuk berangkat mengajar.

Ilyas selalu terngiang tentang nasib anak-anak didiknya bila tak mendapat pendidikan yang layak.

Baca Juga: Kisah Zainal Abidin, Guru Honorer Menyambi Pengemudi Ojek "Online"

4. Ingin membuat perubahan melalui pendidikan

Saat ini jumlah siswa di SDN 3 Kluncing hanya 45 siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Sebagian besar muridnya adalah warga Pesucen. Sedangkan pegawainya sebanyak 9 orang, termasuk 2 guru PNS dan penjaga sekolah.

"Apapun yang terjadi saya tetap akan berangkat sekolah. Anak-anak sudah semangat belajar kalau gurunya nggak datang karena alasan jalannya jelek, gimana nanti nasib mereka. Saya enggak tega. Mereka punya hak pendidikan yang sama dengan anak yang tinggal di kota," kata Ilyas.

Belum lagi kondisi masyarakat di wilayah dusun tersebut yang masih terbelakang, membuat Ilyas semakin semangat untuk membuat perubahan.

Salah satu pengalaman Ilyas adalah ketika orangtua murid protes tentang nilai anak mereka. Orangtua tersebut biasanya akan langsung masuk ke kelas dan marah-marah. Ilyas pun biasanya mengajak mereka untuk berdiskusi di ruang guru.

Baca Juga: Pengabdian Madang, Sang Guru SD di Pedalaman Mahakam Hulu

5. Bangga banyak siswanya melanjutkan ke SMP

Ilustrasi lulusan perguruan tinggi susah cari kerja dan menjadi pengangguran ketika lulusThinkstock Ilustrasi lulusan perguruan tinggi susah cari kerja dan menjadi pengangguran ketika lulus

"Saya memahami kondisinya karena sebagian besar wali murid adalah buruh tani dan dulu mereka banyak yang tidak menyelesaikan sekolah. Tapi alhamdulillah, sejak 10 tahun terakhir ini semua lulusan SD 3 Kluncing 100 persen melanjutkan sekolah ke SMP," kata Ilyas.

"Saya bilang ke anak murid yang penting niat untuk belajar jangan putus. Mau tinggal di desa pun mereka punya kesempatan yang sama untuk jadi orang sukses," tambah Ilyas.

Ilyas berharap, setelah murid-muridnya mampu belajar hingga jenjang lebih tinggi, akan membantu perkembangan keluarga dan desa mereka.

Sementara itu, panitia memberikan penghargaan kepada sekolah dan pendidik dalam 23 kategori.

"Ada 23 kategori dan ini kami berikan kepada sekolah dan juga pendidik sebagai bentuk apresiasi. Diharapkan para pemenang bisa menjadi inspirasi bagi para pendidik yang ada di Banyuwangi untuk meningkatkan kualitasnya," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono.

Baca Juga: Pengabdian "Guru" Aboe Si Tukang Becak

Sumber: KOMPAS.com (Ira Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com