KPU Pangandaran: Banyak Pemilih Difabel yang Malu Datang ke TPS

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Jumlah pemilih difabel untuk pemilu 2019 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sebanyak 1.434 orang. Jumlah ini tidak beda jauh dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilihan gubernur Jawa Barat, Juni lalu.

Pada pilgub Juni 2018, hanya ada 390 difabel yang datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya. Sisanya memilih tidak menyalurkan hak pilih. "Ada sekitar 30 persen yang menyalurkan hak pilih," kata Ketua KPU Pangandaran, Budi Wiyono di Pangandaran, Selasa 18 Desember 2018.

Menurut dia, banyaknya pemilih difabel yang tidak memilih karena mereka merasa malu atas kekurangan fisik yang dimilikinya. Bahkan ada keluarga yang beranggapan akan merasa malu jika anggota keluarganya ada yang diketahui difabel. "Ditemukan yang seperti ini. Ya manuasiawi juga," kata Budi.

Saat pendataan, Budi melanjutkan, pihaknya mendapati keluarga sengaja menyembunyikan anggota keluarganya yang difabel. Bahkan keluarga sampai memarahi petugas yang mendata.

Baca juga: Mendekati Pemilu 2019, Jumlah DPT di Gunungkidul Melonjak Ribuan Orang

"Kita kadang-kadang dimarahi oleh keluarga karena dianggap membuat malu. Mendata pemilih difabel tidak mudah. Tantangannya diumpetin oleh keluarga," ucapnya.

Pihaknya dibantu perangkat desa secara bertahap terus memberi pemahaman kepada keluarga bahwa kaum difabel berhak menyalurkan hak politiknya. Budi berharap, pada pemilu 2019 nanti pihak keluarga bisa memahaminya dan mengantar pemilih difabel ke TPS untuk mencoblos.

Sementara itu, daftar pemilih tetap pemilu 2019 di Kabupaten Pangandaran sebanyak 320118. Jumlah pemilih laki-laki sebanyak 158.463 dan perempuan 161.555.

"Ada penurunan sebanyak 606 pemilih dari DPT yang ditetapkan sebulan lalu. Ini karena ada pemilih ganda dan pemilih yang terdata di luar negeri dihapus. TKW dan TKI yang didata di TPS luar negeri," jelas Budi.

Baca juga: Ada Tambahan 300, DPT di Gresik Kini Jadi 927.045 Orang