Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Fakta di Balik Nasib Korban Banjir di Kampar, Berharap Jokowi Datang hingga Minim Bantuan

Kompas.com - 18/12/2018, 12:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Dari pantauan Kompas.com, banjir di Desa Buluh Cina sangat parah. Rumah dan perkebunan warga habis terendam air. Warga memanfaatkan waktu untuk menangkap ikan dan menjualnya untuk bertahan hidup.

Sebagian warga yang menjadi bekerja di kebun, harus merelakan kebun mereka rusak terendam banjir.

Baca Juga: Sungai Kampar Riau Meluap, Warga Kebanjiran

3. Makan seadanya di tenda pengungsian

Akibat banjir melanda Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (15/12/2018), para korban banjir di tenda pengungsian pun harus bertahan hidup dengan makanan seadanya. Bantuan makanan dari pemerintah masih belum mencukupi kebutuhan mereka. 

Dari pantauan Kompas.com, sejumlah anak makan dengan nasi putih dicampur mi instan di sebuah rumah yang dijadikan posko banjir milik warga bernama Azmi (30).

"Terpaksa makan nasi putih sama mi instan. Bantuan dari pemerintah belum ada," kata Eprita (37), pada Kompas.com. Kehidupan korban banjir semakin pahit.

Untuk makan, kadang mereka menangkap ikan di lokasi banjir dan juga nekat masuk ke Sungai Kampar.

Baca Juga: 6 Cerita Seputar Banjir di Kampar Riau hingga Hari Ke-7, Warga Mengungsi hingga Belum Terima Bantuan

4. Warga korban banjir sulit mendapatkan sembako

Banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (13/12/2018).KOMPAS.com/IDON TANJUNG Banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (13/12/2018).

Akses jalan di Kabupaten Kampar banyak yang tergenang banjir. Hal ini membuat warga sulit mendapatkan kebutuhan pokok.

Sehingga, untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya, warga harus pergi ke Desa Danau Bingkuang yang berada di dekat jalan lintas Riau-Sumatera Barat, yang jaraknya sekitar 15 kilometer.

"Untuk pergi ke danau bisa pakai robin (perahu mesin) milik warga di sini. Itu ongkos pulang pergi Rp 400.000. Mikir dua kali kalau mau beli beras ke sana. Kalau lewat darat tidak bisa karena jalan banjir," kata Eprita.

Meski ada warung yang menjual beras di perkampungannya itu, lanjut dia, harganya cukup mahal.

"Di sini (Desa Terantang) ada yang jual beras, tapi harganya selangit. Beras yang biasanya Rp 115.000 per karung, sekarang jadi Rp 155.000. Karena stok beras di kampung kami mau habis," sebut Eprita.

Baca Juga: Anak-anak Korban Banjir di Kampar Riau Makan Nasi dan Mi Instan

5. Warga korban banjir berharap ingin bertemu Jokowi

Capres nomor urut 01 Joko Widodo saat bertemu Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Riau, di Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018). KOMPAS.com/Ihsanuddin Capres nomor urut 01 Joko Widodo saat bertemu Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Riau, di Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018).

Puluhan pengungsi korban banjir di Desa Penyasawan, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, berharap dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com