Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Pangandaran Khawatir, dari 14 Alat Deteksi Tsunami Hanya Dua yang Berfungsi

Kompas.com - 18/12/2018, 12:16 WIB
Candra Nugraha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Alat pendeteksi tsunami di sepanjang pantai wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ada 14 unit.

Namun, dari jumlah tersebut, hanya dua unit yang beroperasi.

"Sisanya rusak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, di Pangandaran, Selasa (18/12/2018).

Semua alat deteksi tsunami yang rusak dioperasikan secara manual. Alat mengirim sinyal kepada server di BPBD, lalu pihak BPBD menugaskan orang untuk membunyikan sirine tanda bahaya jika tsunami terjadi.

Baca juga: Pemprov Jabar Bakal Bantu Pengembangan Marine Research Center Pangandaran

"Sama dengan nakol (memukul) kentongan. Banyak kelemahan. Bisa saja air keburu naik (saat tsunami)," kata Nana.

Menurut Nana, alat deteksi manual tersebut sudah tua. Alat dipasang mulai tahun 2006 hingga 2010.

"Sudah korosi. Sudah terlalu lama," ujar dia.

Sementara, dua alat yang masih beroperasi dipasang tahun 2015. Alat ini terbilang canggih.

Petugas tidak perlu pergi untuk menyalakan sirine tanda tsunami. "Dua alat ini otomatis. Saat ada peringatan bisa dinyalakan oleh BMKG pusat, BMKG provinsi, maupun BPBD," kata Nana.

Dia menambahkan, alat tersebut mengirim informasi kekuatan gempa, pusat gempa, potensi tsunami kepada komputer penerima. Dua alat itu dipasang di Pantai Pangandaran dan Bojongsalawe.

"Di Bojongsalawe dipasang 200 meter dari pantai. Kalau di Pangandaran 800 meter dari pantai," ujar dia.

Nana mengaku, khawatir atas banyaknya alat deteksi dini tsunami yang rusak. Ada wilayah yang tidak mendapat informasi dini jika tsunami terjadi.

"Alat yang rusak tersebar mulai Kalipucang sampai Cimerak. Agak khawatir di daerah padat penduduk yang tidak terjangkau alat deteksi ini," kata dia.

Baca juga: Banjir Parah di Kabupaten Pangandaran, Pengungsi Capai 4.000 Jiwa

Ditanya kenapa alat tersebut tidak diperbaiki, Nana menyebut biayanya cukup mahal. Pihak pemda sendiri tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki alat tersebut.

"Barangkali ada perusahaan yang mau membantu menyalurkan CSR untuk alat deteksi dini ini," harap dia.

Kabupaten Pangandaran memiliki luas pantai sepanjang 91 kilometer. Satu alat deteksi tsunami itu mampu menjangkau radius 2 kilometer.

"Idealnya ada 30 alat deteksi ini. Yang ada baru 2. Kurang 28," ucap Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com