KOMPAS.com - Kurang lebih sudah 15 hari warga Desa Buluh Cina, Kampar, Riau, terendam banjir. Persediaan bahan makanan milik warga pun semakin menipis.
Menurut warga, bantuan sembako hanya baru sekali diperoleh sejak banjir melanda. Banjir juga telah membuat aktivitas warga terganggu.
Mereka harus menggunakan sampan untuk melintasi genangan banjir. Sayangnya, banyak warga tak memiliki sampan.
Sementara itu, polisi di Pekanbaru telah menetapan seorang tersangka dalam kasus perusakan atribut Partai Demokrat.
Dalam kasus itu, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo juga menanggapi cuitan Andi Arief, yang menuding keterlibatan Polda Riau.
Berikut ini berita populer Nusantara secara lengkap:
Desa Buluh Cina ada sekitar 800 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir tersebut.
"Hampir semua warga yang kena banjir. Sudah banyak juga yang mengungsi," kata Nazir.
Nazir mengatakan, saat ini banyak warga yang mengungsi ke Desa Baru dan tempat tetangga yang lebih tinggi. Sejauh ini, bantuan yang diterima baru sekali saja.
"Bantuan sembako baru sekali datang. Tapi sudah mau habis pula," kata dia. Hal yang sama diakui, Sabariah (51), korban banjir lainnya.
Dia mengatakan, bantuan dari pemerintah berupa beras, minyak goreng, mi instan, dan telur ayam.
Para korban banjir ini rata-rata membutuhkan bantuan sembako. Sebab, warga tidak bisa bekerja.
"Tidak bisa kerja. Kebun sawit dan karet direndam air. Mau keluar saja tidak bisa, karena saya tidak ada sampan," ujar Jefrizal (38), warga lainnya.
Baca berita selengkapnya: Desa di Kampar Riau Ini Sudah 15 Hari Kebanjiran, Warga Butuh Bantuan