KULON PROGO, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada meneliti bangkai penyu yang dikabarkan mati dengan kondisi plastik keluar dari perutnya.
Mereka bukan melaksanakan otopsi melainkan memeriksa apakah benar terdapat sampah plastik pada penyu dan mengidentifikasi jenis plastik. Apakah pula kondisi Congot bisa mempengaruhi kehidupan satwa, utamanya di laut.
Para peneliti dari Biologi UGM mendatangi kubur penyu di Congot. Mereka membongkar kubur, mengangkat bangkainya, memeriksa secara detil bagian yang masih tersisa, dan memastikan apakah ada plastik dalam bangkai itu.
Setelah tahap pemeriksaan berlangsung hampir 2,5 jam, para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.
"Setelah dibongkar tidak ketemu plastiknya," kata Donan Satria Yudha, dosen laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi, UGM, Senin (17/12/2018).
Baca juga: Pemancing Temukan Penyu Mati dengan Sampah Plastik Terburai dari Perutnya
"Tidak ada (plastik) sama sekali. Kita akan melaporkan ke kepala balai dengan nanti akan kami bandingkan foto dengan yang ditemukan mereka (pemancing). Kalau di sini tidak ketemu plastiknya," kata Donan.
Satu pekan lalu, para pemancing di pinggir pantai menemukan penyu ukuran 40 sentimeter sudah mati dan membusuk. Beberapa bagian sisik dan karapasnya sudah terlepas. Tampak pula plastik keluar dari bagian bawah sekitar perut dan sekitar kaki. Mereka merekam temuan itu dalam foto dan video dan mengunggahnya di media sosial.
Beberapa aktivis World Water Indonesia yang kebetulan ada di sana membantu mengubur bangkai itu. "Ditemukan Minggu (9/12/2018) jam 14.00 dekat menara Congot. Kondisi mati, busuk, banyak cairannya. Ada plastik (bagian bawah)," kata Hary Hermanto, aktivis WWI Kulon Progo, belum lama.
Sepekan kemudian, para peneliti mencoba memastikan ada tidaknya sampah plastik dalam tubuh penyu. Bangkai sejatinya sudah nyaris hancur. Kepalanya bahkan sudah tidak ditemukan. Tetapi upaya memeriksa bangkai tetap berlangsung.
Baca juga: Sampah Plastik Kotori Kawasan Tempat Penyu Membangun Sarang di Pantai Trisik
Dalam pemeriksaan itu, Donan memastikan tidak ada plastik di sana. Namun, mereka mendapati kulit transparan berduri dari ikan buntal. Donan pun menduga, kematian penyu ini bisa saja terkait apa yang dimakannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.