Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Erupsi Gunung Soputan di Sulut, Waspada Aliran Lahar hingga Tiga Kali Erupsi

Kompas.com - 17/12/2018, 17:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Soputan di Sulawesi Utara meletus dengan tinggi kolom sekitar 3 kilometer dari puncak, hari Minggu (16/12/2018). 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Soputan mengimbau warga tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Soputan.

Sementara itu, letusan Gunung Soputan untuk sementara waktu tidak mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sam Ratulangi, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Sudah erupsi tiga kali di hari Minggu

Warga berjalan di bawah hujan abu vulkanik setinggi 5.809 mdpl berwarna kelabu akibat letusan Gunung Soputan, di atas Desa Kota Menara, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu (3/10/2018). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi memutuskan menetapkan status aktivitas Gunung Soputan yang meletus pada Rabu pukul 08.47 Wita, naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO Warga berjalan di bawah hujan abu vulkanik setinggi 5.809 mdpl berwarna kelabu akibat letusan Gunung Soputan, di atas Desa Kota Menara, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu (3/10/2018). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi memutuskan menetapkan status aktivitas Gunung Soputan yang meletus pada Rabu pukul 08.47 Wita, naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

Dilansir dari Antara, Kepala Pos Pemantau Gunung Soputan Asep Saifullah, mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul 01.02 WITA dengan amplitudo 40 milimeter disertai suara gemuruh.

"Letusan kedua terjadi pukul 03.09 WITA dengan tinggi kolom abu mencapai 3.000 meter dari puncak gunung. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke tenggara. Erupsi terekam dalam seismograf dengan amplitudo 40 milimeter, " kata Asep,

Lalu, erupsi ketiga pukul 05.40 WITA terpantau tinggi kolom 7.000 meter dari puncak gunung.

"Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan ini mengarah ke arah barat daya," kata Asep.

Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di sekitar Gunung Soputan dengan radius 4,5-6 kilometer dari puncak.

Baca Juga: Sejak Minggu Dini Hari, Gunung Soputan Erupsi Tiga Kali

2. Waspada aliran lahar di sungai sekitar Gunung Soputan

Letusan stromboli Gunung Soputan dengan estimasi ketinggian 400 m dari puncak, terpantau dari Desa Lobu, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Rabu (3/10/2018). Letusan stromboli tersebut disertai leleran lava pijar kearah Timur Laut, dengan estimasi jarak luncur 2500 m serta kolom letusan setinggi 2000-3000 m dari puncak. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO Letusan stromboli Gunung Soputan dengan estimasi ketinggian 400 m dari puncak, terpantau dari Desa Lobu, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Rabu (3/10/2018). Letusan stromboli tersebut disertai leleran lava pijar kearah Timur Laut, dengan estimasi jarak luncur 2500 m serta kolom letusan setinggi 2000-3000 m dari puncak.

PVMBG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan.

Sungai-sungai itu di antaranya Sungai Ranowangko, Lawian, Popang dan Londola Kelewahu.

"Jika terjadi hujan abu, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi terhadap gangguan saluran pernapasan," demikian PVMBG, seperti dikutip Antara, Minggu.

Berdasar pengamatan Pos PGA Soputan yang berjarak 10 kilometer di sebelah barat daya puncak, suara gemuruh masih terdengar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com