Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2018, 15:49 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, yang ingin menaikan tarif masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), berdampak buruk pada aktivitas pariwisata di wilayah itu.

Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Mabar (Formapp Mabar) Rafael Todowela mengatakan, banyak dampak buruk yang dirasakan langsung oleh para pelaku pariwisata dengan wacana itu.

Pelaku pariwisata itu misalnya organisasi profesional yang tergabung di dalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat, yakni DPC ASITA Manggarai Barat, DPC HPI Manggarai Barat, Asosiasi Kapal Angkutan Wisata Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, Persatuan Penyelam Professional Komodo (P3K) dan Koperasi Taxi Bandara (Flores Today).

Baca juga: Gubernur NTT Akan Naikkan Tarif Masuk Pulau Komodo, Pelaku Wisata Protes

"Dari total tour guide 350 orang yang ada di Labuan Bajo, akan kehilangan mata pencaharian tur dan kehilangan request tour dari agen-agen travel dan rekomendasi langsung dari tamu," ungkap Rafael kepada Kompas.com, Minggu (16/12/2018).

Dampak lainnya, lanjut Rafael, yakni akan menurunkan pendapatan bagi masyarakat Manggarai Barat, yang sumber perekonomian dari pariwisata seperti pengusaha hotel, restoran, warung kopi, kuliner, pasar lokal, perahu, petani, nelayan, peternak dan sebagainya.

Khsusus untuk pemandu DPC HPI Manggarai Barat, lanjut Rafael, yang sehari-hari selaku garda terdepan pariwisata Manggarai Barat, mereka mendengar dan mengalami sendiri komplain dari tamu wisatawan asing maupun wisatawan domestik, bahwa harga tiket sekarang sebesar Rp 350.000 sudah sangat mahal.

Apalagi bila harga tiket itu dinaikan tarifnya menjadi 500 dollar Amerika Serikat.

"Dampak buruk yang sudah dan sedang dialami oleh travel agency lokal Labuan Bajo saat ini, adalah di mana wisatawan yang sudah dan sedang berencana melakukan tur dan bahkan yang telah melakukan pemesanan tour package ke komodo melalui travel agency telah membatalkan bookingan turnya dengan alasan rencana kenaikan tarif masuk TNK yang sangat mahal," ujar dia.

Menurut Rafael, agen perjalanan wisata akan kurang percaya diri untuk memberikan informasi yang akurat dan menjawab secara pasti berbagai pertanyaan wisatawan yang berencana melakukan perjalanan wisata ke komodo.

Sejumlah pertanyaan yang selalu disampaikan oleh wisatawan adalah apakah kenaikan itu akan terealisasi atau sebatas wacana, dan kalau wacana kenaikan tarif masuk ini akan di realisasikan, kapan mulai pemberlakuannya.

Baca juga: Gubernur NTT: Pariwisata NTT Jangan Dijual Murah

Agenperjalanan, kata Rafael, akan dianggap sebagai pembohong dan tidak dapat diandalkan dalam memberikan informasi yang tepat dan jelas kepada wisatawan.

Tentu saja ini berdampak pada ketidak percayaan oleh wisatawan terhadap agen perjalanan karena tidak bisa memberikan informasi yang akurat soal realisasi tarif masuk ini.

Agen perjalanan, sebut Rafael, tentunya akan melakukan pemecatan terhadap karyawannya apabila banyak wisatawan yang akan membatalkan perjalanan ke komodo atau Labuan Bajo akibat dari wacana kenaikan tarif masuk ke TNK.

"Karena itu, kami meminta Gubernur NTT melakukan press rilis mencabut pernyataan wacana kenaikan tarif 500 dollar Amerika Serikat," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com