Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Korban Banjir di Kampar Riau Makan Nasi dan Mi Instan

Kompas.com - 16/12/2018, 15:16 WIB
Idon Tanjung,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Memasuki hari ke tujuh banjir melanda Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (15/12/2018), para korban banjir saat ini belum mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kampar.

Sehingga, para korban terpaksa memakan makanan alakadarnya.

Pantauan Kompas.com Sabtu malam, sejumlah anak-anak makan dengan nasi putih dicampur mi instan di sebuah rumah yang dijadikan posko banjir milik warga bernama Azmi (30).

"Terpaksa makan nasi putih sama mi instan. Bantuan dari pemerintah belum ada," kata Eprita (37), pada Kompas.com.

Kehidupan korban banjir semakin pahit. Kadang untuk makan, mereka menangkap ikan di lokasi banjir dan juga nekat masuk ke Sungai Kampar.

Baca juga: Pasca-banjir Bandang, Warga di Simalungun Manfaatkan Sungai Kecil untuk Minum

Saat ini, kata Eprita, stok bahan kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, cabai, dan lainnya, sudah nyaris habis.

Sementara untuk mendapatkan kebutuhan pokok juga sulit, karena permukiman warga ini dikepung banjir.

Sehingga untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya, warga harus pergi ke Desa Danau Bingkuang yang berada di dekat jalan lintas Riau-Sumatera Barat, yang jaraknya sekitar 15 kilometer.

"Untuk pergi ke danau bisa pakai robin (perahu mesin) milik warga di sini. Itu ongkos pulang pergi Rp 400.000. Mikir dua kali kalau mau beli beras ke sana. Kalau lewat darat tidak bisa karena jalan banjir," kata Eprita.

Meski ada warung yang menjual beras di perkampungannya itu, lanjut dia, harganya cukup mahal.

"Di sini (Desa Terantang) ada yang jual beras, tapi harganya selangit. Beras yang biasanya Rp 115.000 perkarung, sekarang jadi Rp 155.000. Karena stok beras di kampung kami mau habis," sebut Eprita.

Seorang warga keluar dari rumahnya yang dilanda banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (14/12/2018)KOMPAS.com/IDON TANJUNG Seorang warga keluar dari rumahnya yang dilanda banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (14/12/2018)

"Jadi, anak-anak kami terpaksa makan nasi putih campur indomie dan sesekali campur telur ayam," ujar dia.

Korban banjir lainnya, Leni (35) mengatakan, kondisi air di rumahnya masih tinggi sekitar 60 sentimeter sampai satu meter.

"Kami di sini tidak bisa keluar. Sebab, akses mau keluar banjir. Jadi, kami masih bertahan di rumah," kata Leni.

Dia mengaku, stok beras di rumahnya sudah hampir habis.

"Sudah beberapa hari kami makan nasi putih sama indomie dan juga telur ayam. Kami enggak tahu entah sampai kapan banjir ini. Sementara bantuan dari pemerintah juga belum ada," sebut Leni.

Baca juga: 6 Cerita Seputar Banjir di Kampar Riau hingga Hari Ke-7, Warga Mengungsi hingga Belum Terima Bantuan

Dia menambahkan, indomie dan telur tersebut merupakan bantuan dari sejumlah pengusaha yang ada di desa tersebut.

"Alhamdulillah, ada juga yang kasih bantuan seadanya. Tapi, kami di sini yang terkena banjir 356 KK (kepala keluarga)," ucap Leni.

Sebagaimana diketahui, banjir di Kabupaten Kampar akibat luapan air Sungai Kampar yang terjadi sejak Minggu (9/12/2018).

Sedikitnya, ada beberapa kecamatan yang dilanda banjir, di antaranya Kecamatan Tambang, Siak Hulu, Kampar Kiri, Kampar Timur, Kampar Utara, Kampar, XIII Koto Kampar, dan Rumbio Jaya.

Ada ribuan warga yang terendam air setelah dibukanya lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com