Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT Akan Naikkan Tarif Masuk Pulau Komodo, Pelaku Wisata Protes

Kompas.com - 15/12/2018, 20:18 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendesak Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat agar mencabut wacana kenaikan tarif masuk ke kawasan Pulau Komodo.

Wacana Viktor menaikan tarif masuk ke Pulau Komodo sebesar 500 Dollar Amerika Serikat dianggap akan merugikan pelaku pariwisata di Labuan Bajo.

"Kami meminta Gubernur NTT melakukan press release mencabut pernyataan wacana kenaikan tarif 500 USD," tegas Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Mabar (Formapp Mabar), Rafael Todowela kepada Kompas.com, Sabtu (15/12/2018).

Menurut Rafael, wisatawan asing menilai, kenaikan tarif tersebut sangat tidak rasional, sehingga para wisatawan bisa membatalkan kunjungannya ke taman Nasional Komodo.

Rafael menjelaskan, wacana kenaikan harga tiket di taman Nasional komodo akan merugikan banyak pihak.

Misalnya, kapal wisata lokal yang selama ini mengharapkan tamu backpacker atau wisatawan dengan bujet rendah, akan terpuruk. Sebab, dengan kenaikan tersebut, maka wisatawan tidak akan datang lagi ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo, sehingga yang rugi adalah kapal wisata lokal penyedia jasa.

Baca juga: Gubernur NTT: Di Taman Nasional Komodo, Manusia Boleh Mati tapi Komodo Tidak

Wacana Kenaikan tarif di Taman Nasional Komodo dari Rp 350.000 ke Rp 7,5 juta adalah sesuatu hal yang dilakukan tanpa kajian mendalam, sehingga tidak jelas penggunaanya untuk apa saja.

"Kami mendesak untuk pembenahaan sistem manajemen keuangan di Taman Nasional Komodo agar lebih terbuka atau transparan," imbuhnya.

Pengangguran

Rafael mengatakan, pernyataan Gubernur NTT tentang wacana kenaikan tarif tersebut bisa menyebabkan banyak pengangguran.

Misalnya, 350 pemandu wisata yang ada di Labuan Bajo akan kehilangan mata pencaharian. Mereka akan kehilangan pesanan dari agen-agen perjalanan dan rekomendasi langsung dari tamu.

Selain itu, kenaikan tarif tiket yang meroket itu juga dinilai akan menurunkan pendapatan masyarakat Manggarai Barat yang sebagian besar bersumber dari pariwisata, seperti pengusaha hotel, restoran, warung kopi kuliner, pasar lokal, jasa sewa boat, petani, nelayan, peternak dan sebagainya.

"Kami meminta Gubernur Laiskodat untuk membuat pernyataan sikap mengimbau para wisatawan untuk tidak membatalkan perjalanannya ke Komodo dan tidak merasa ragu dan khawatir dengan isu kenaikan tarif ini, sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah," imbuhnya.

Rafael juga menuntut Gubernur Viktor bertanggung jawab atas segala kerugian agen perjalanan karena banyak wisatawan membatalkan pemesanan paket wisata ke Taman Komodo akibat munculnya wacana kenaikan tarif masuk ini.

"Kami meminta Gubernur NTT untuk meminta maaf kepada semua wasatawan yang telah membatalkan kepergiannya berwisata ke Pulau Komodo-Labuan Bajo dan Flores," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ingin agar para pengunjung yang ingin menyaksikan komodo harus membayar biaya yang mahal.

Baca juga: Rencana Gubernur NTT soal TN Komodo, Batasi Akses Masuk hingga Naikkan Tarif Kapal

Viktor pun akan mengajukan ke pemerintah pusat untuk menutup beberapa akses masuk ke Taman Nasional Komodo.

Menurutnya, Taman Nasional Komodo itu luar biasa dan eksotik serta satu-satunya destinasi wisata di dunia yang memiliki komodo. Namun semua orang yang datang bisa seenaknya masuk.

"Sesuatu yang unik ini tidak lagi punya harga, sehingga ke depan, saya akan bicara dengan pemerintah pusat untuk kita tutup. Kita akan buat syarat, kalau masuk ke situ minimal harus bayar 500 dollar Amerika," kata Viktor saat melakukan dialog bersama civitas akademika dan pimpinan perguruan tinggi se-daratan Timor, Alor, dan Rote Ndao 2018 di Hotel Aston Kupang, Rabu (21/11/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com