Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau Toba Bukan Hanya Sigale-gale...

Kompas.com - 14/12/2018, 07:42 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pesona Danau Toba di Sumatera Utara, siapa yang tak mengetahuinya. Setiap sudutnya adalah keindahan dan setiap lekuknya menjadi cerita menarik yang tak hanya sekedar unik, tetapi juga mengandung sejarah dan pengetahuan.

Delapan kabupaten yang mengelilingi danau terbesar di Asia Tenggara berlomba menyajikan menu kunjungan budaya, seni dan keindahan alam, meski ada yang setengah-setengah melakukannya. Tak mau ketinggalan, pemerintah menjadikan danau itu sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo menuturkan, banyak hal yang harus dilakukan untuk menarik orang datang melihat semua potensi di Danau Toba.

Baginya, menampilkan atraksi budaya dengan pemandangan danau vulkanik adalah modal utama. Modal lainnya adalah keramahan masyarakat, terjaganya semua sejarah dan peninggalan adat serta budaya, fasilitas lengkap berstandar dunia, lingkungan dan makanan yang bersih dengan harga murah tetapi tidak murahan.

"Danau Toba bukan hanya Sigale-gale atau kuburan raja di Tomok. Ada budaya lain, banyak tempat bagus. Kalau kita narasikan, kita akan mendapat cerita lengkap dan sisi lain yang belumterungkap dari Danau Toba," kata Arie, Kamis (13/12/2018).

Saat ini, lanjut dia, aspek pembangunan kepariwisataan sedang berjalan. Misalnya aksesibilitas, kualitas bandara, terminal, pelabuhan, dan jalan-jalan di sekitar kawasan danau pun ditingkatkan.

Baca juga: Penumpang Sepi, Wings Air Cuma Bawa 12 Orang ke Danau Toba

Pemerintah bahkan telah menghadirkan penerbangan internasional langsung dari Jakarta dan sejumlah negara ke tepian danau. Banyak kapal baru yang akan masuk, ke depannya juga bakal ada shuttle bus seperti Damri.

"Kita ingin membangun nuansa etnik yang kental, makanya pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan. Banyak yang harus kita lakukan, promosi sangat diperlukan, narasi tentang Danau Toba wajib diimplementasikan. Akhirnya adalah perekonomian tumbuh, masyarakat sejahtera," ucapnya.

Langkah cepat yang dilakukan adalah memfasilitasi tanpa mengintervensi kegiatan yang dilakukan

Menggali narasi Toba

Forum Jurnalis Pariwisata (Forlispar) Danau Toba, kumpulan para pewarta yang resah terhadap keadaan Danau Toba, lalu terpanggil untuk bekerja dan mengedukasi lewat karya jurnalistiknya. Gawean pertama adalah menggelar seminar bertema Menggali Narasi Toba.

"Banyak narasi yang belum digali dari masing-masing kebudayaan yang akan menjadi potensi pariwisata dan potensi kerja keberlanjutan. Target satu juta wisatawan yang ditetapkan pemerintah bisa terwujud jika narasi disajikan apik. Kami menggagas narasi itu kembali," kata Ketua Forlispar Danau Toba Prayugo Utomo.

Apa yang mereka lakukan juga sebagai wujud mendukung pembangunan pariwisata, namun melawan revitalisasi yang mengaburkan dan menghilangkan sejarah adat budaya identik.

Upaya menghadirkan program-program penyelamatan kepariwisataan harus dilakukan segera. Antropolog dari Universitas Sumatera Utara (USU) Fikarwin Zuska, pakar etnomusikologi USU Irwansyah Harahap, dan praktisi media Besihar Lubis diminta untuk menyampaikan pemikirannya.

"Peran jurnalis sangat penting dalam pengumpulan narasi, kami punya tanggung jawab mengembalikan kejayaan Danau Toba. Kami akan menggali dan mengemas narasi-narasi untuk menjadi makanan masyarakat dan dunia," ujar Prayugo.

Baca juga: Maruf Amin: Danau Toba Itu Indah Sekali, Tak Ada Tandingannya...

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut Danau Toba yang di tengahnya terdapat pulau Samosir, keren, beken dan paten. Danau ini memiliki alam yang indah, historis kaldera yang kuat, bekas ledakan dahsyat ribuan tahun silam. Budayanya sangat kaya dan berkarakter, seperti Bali.

"Kami mendorong untuk semakin dilestarikan sehingga menjadi daya tarik wisatawan, akhirnya mendatangkan kesejahteraan," tandas Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com