PAMEKASAN, KOMPAS.com - Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Badrut Tamam banyak menerima pesan di ponselnya dari masyarakat yang sering melakukan aksi demonstrasi ke kantornya. Pesan itu terkait dengan masukan dan kritikan untuk kebaikan pembangunan di Kabupaten Pamekasan.
Bagi Badrut, kritik itu adalah aspirasi dan perlu ditindaklanjuti agar tidak berbuah demonstrasi di jalanan.
"Saya ajak mereka bicara serius sampai tuntas tentang soal pembangunan yang berkemajuan, bersih dan transparan di Pamekasan. Saya tidak biasa bicara sesuatu kalau tidak sampai tuntas," ujar Badrut Tamam, Kamis (13/12/2018).
Namun, setelah pembicaraan sudah tuntas, beberapa jam kemudian ada pesan masuk ke ponselnya bernada ancaman. Di antara pesan itu soal ancaman akan terus berunjuk rasa jika tidak diberi pekerjaan atau proyek.
"Saya jadi bingung dengan orang yang biasa demonstrasi di Pamekasan ini. Sudah diajak bicara tuntas, tapi ujung-ujungnya minta pekerjaan, minta proyek," terang mantan anggota DPRD Jawa Timur ini.
Baca juga: Di Balik Aksi PKL di Pamekasan, Bupati Kesal Ada Caleg Ikut Demo hingga PKL Boleh Jualan Lagi
Menurut Badrut, ada sesuatu yang salah di Pamekasan terkait dengan budaya kritik kepada pemerintah. Pemerintah diminta untuk membangun dengan bersih dan akuntabel. Di satu sisi ada permintaan proyek yang tidak prosedural yang diikuti dengan pesan ancaman.
"Saya harus membenahi masalah ini. Untuk membenahinya, saya butuh dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI)," tandasnya.
Majelis Ulama Indonesia, menurut Badrut, bisa menjadi pemacu kemajuan pembangunan di Pamekasan dengan fatwa-fatwa agamanya. Lembaga MUI tidak hanya mengeluarkan fatwa di saat-saat tertentu, tetapi bisa meliputi semua sektor. Misalnya fatwa tentang pelayanan yang lambat, fatwa tentang perilaku yang koruptif dan fatwa tentang pariwisata.
"Saya ingin fatwa MUI itu tidak menakutkan bagi masyarakat, tetapi menjadi pemicu percepatan pembangunan yang menyejukkan," kata Badrut.
Baca juga: Per Menit, Siswa di Pamekasan Kumpulkan 2 Kg Sampah Laut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.