Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unyil Melahirkan, Taman Satwa Cikembulan Tambah Koleksi Orangutan

Kompas.com - 13/12/2018, 06:12 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Sejak 10 November 2018, kesibukan para penjaga satwa dan tim medis di Taman Satwa Cikembulan (TSC) bertambah. Pasalnya, Unyil seekor orangutan betina yang ada di TSC melahirkan satu bayi orangutan betina.

"Kami terus pantau kondisi kesehatannya sejak pertama melahirkan, Alhamdulillah sekarang sudah mau menyusu dari ibunya langsung," jelas Rudy Arifin, pimpinan TSC saat ditemui Selasa (12/12/2018) di depan kandang orangutan TSC.

Unyil sendiri, beberapa hari sebelum melahirkan memang sudah dipindahkan ke kandang isolasi.

Pemindahan ini, menurutnya, dilakukan setelah melihat Unyil menunjukan gejala-gejala akan melahirkan.

"Dia (Unyil) juga sudah seperti minta dipindahkan ke kandang isolasi, makanya dipindahkan. Tidak lama kemudian, pagi-pagi tepat tanggal 10 November, kami lihat dia sudah melahirkan," katanya.

Baca juga: Bukan Hanya Manusia, Orangutan Sumatera Juga Bisa Bicara Masa Lalu

Rudy menuturkan, meski usia bayi orangutan sudah lebih dari satu bulan, pihaknya terus melakukan pemantauan intensif terhadap Unyil dan bayinya.

Unyil pun mendapat tambahan makanan dan vitamin untuk memastikan bisa menyusui anaknya.

"Kami masih belum kasih nama, kami berharap bupati mau memberi nama sekaligus menjadi orangtua angkatnya," kata Rudi.

Kepala tim medis TSC dr Dian Tresnowikanti menyampaikan, sampai saat ini kondisi bayi orangutan yang baru dilahirkan terlihat cukup sehat.

Apalagi, saat ini sang bayi terlihat sudah mulai menyusu dari induknya.

"Proses kelahirannya alami, kami bantu potong tali pusatnya saja, sekarang kami pantau kesehatannya dan beri vitamin tambahan," katanya.

Proses perawatan bayi orang utan agar bisa melalui fase kritis pascamelahirkan bisa berlangsung cukup lama.

Pemantauan kesehatan yang intensif bisa memakan waktu hingga dua tahun agar bayi orangutan tersebut akhirnya bisa bertahan hidup.

Baca juga: Bayi Orangutan Lahir di Batam dan Dinamai Bintan

Kepala Seksi KSDA wilayah V Garut Purwantono mengapresiasi lahirnya bayi orangutan di TSC. Dengan kelahiran bayi tersebut, koleksi orang utan di TSC saat ini bertambah menjadi 6 ekor.

"Ini bukan yang pertama ya, tahun 2014, di TSC juga lahir satu bayi orangutan dari induk yang berbeda dan sampai saat ini bisa bertahan," katanya.

Purwantono melihat, kelahiran dua bayi orang utan dalam kurun waktu 4 tahun ini, juga bisa menjadi indikator orangutan yang ada di TSC mendapat tempat dan perawatan yang baik hingga merasa nyaman dan bisa berkembang biak.

"Orangutan kan termasuk satwa yang sangat dilindungi dan upaya pelestariannya menjadi perhatian pemerintah, pengembangbiakannya pun tidak mudah. Karenanya kami sangat mengapresiasi kesuksesan TSC," kata Purwantono.

TSC sendiri, awalnya memiliki koleksi 4 orangutan dewasa. Satu diantaranya adalah pejantan berusia 10 tahun dan tiga betina. Dua dari tiga betina yang ada, masing-masing telah melahirkan satu ekor bayi setelah dikawin oleh satu pejantan yang ada.

Kompas TV Pihak pengelola kebun binatang memastikan akan memperketat pengawasan terhadap satwa dan para pengunjung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com