Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Kembali ke Mbua untuk Tunjukkan Lokasi Korban di Puncak Kabo (8)

Kompas.com - 12/12/2018, 17:33 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Usai bertemu 24 kendaraan aparat keamanan TNI dan Polri yang datang dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, akhirnya Jimmy Rajagukguk (Aritonang) bersama para korban sipil lain kembali ke Pos TNI Mbua yang sempat mereka tinggalkan.

Akan tetapi, dalam perjalanan ke Pos Mbua yang dikawal ketat aparat keamanan berjumlah kurang lebih 150 orang tersebut, masih juga mendapat hadangan dari Kelompok KKB.

Hal itu kemudian membuat Jimmy semakin trauma. Ia merasa tak ada rasa aman baginya berada di Kabupaten Nduga.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1) 

“Jadi ketika kita bertemu tim evakuasi dari aparat penegak hukum yang datang dari Wamena, kita memutuskan kembali ke Pos Mbua,” katanya kepada Kompas.com.

“Ketika mendengar adanya tembakan. Perasaan saya sangat ngeri. Memang kelompok ini juga sangat ganas,” ujarnya mengenang peristiwa tiga hari dalam teror kelompok KKB.

Sesampainya di Pos TNI Mbua, Jimmy bersama temannya diminta untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya mereka alami. Hal itu kemudian ia ceritakan kepada tim evakuasi.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2) 

“Saat itu saya diminta untuk ikut ke lokasi kejadian termasuk di Puncak Kabo. Saya katakan siap. Saya mau,” paparnya.

Jimmy bersedia kembali ke Pos Mbua lantaran teringat rekan kerjanya yang dieksekusi di Puncak Kabo.

Dia juga ingin menemukan teman dekatnya almarhum Efrandi P Hutagaol yang ditinggalnya dalam keadaan masih hidup serta melihat tiga jenazah saat perjalanannya melarikan diri.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3) 

“Sebenarnya saya takut. Tapi saat dalam proses pelarian. Saya teringat dengan para korban meninggal, seperti tiga orang terakhir yang saya lihat mati. Itu sangat jauh lokasinya dan juga almarhum Hutagaol yang terpaksa saya tinggal karena tak bisa lagi berjalan, akibat kakinya tertembak,” pungkasnya.

Akan tetapi, lanjut Jimmy, kemudian ada satu anggota Brimob yakni Bharatu Wahyu yang dikabarkan terkena tembakan, hingga diputuskan untuk tidak melibatkannya dalam evakuasi.

“Memang saat itu saya mau ikut evakuasi. Tapi saya juga ingin agar situasi di Kali Yigi-Puncak Kabo di sterilkan dulu. Tentu saya ingin jaminan keamanan saya. Hingga akhirnya saya tak jadi dilibatkan," katanya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

Walau tak ikut evakuasi, semua informasi yang diketahuinya sudah disampaikan kepada tim evakuasi.

Pada tanggal 4 Desember 2018 sekitar pukul 17.55 WIT, Jimmy Rajagukguk bersama 11 warga sipil lainnya dievakuasi dengan menggunakan helikopter MI 17 milik TNI dari Distrik Mbua menuju ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Setelah dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, kemudian Jimmy Rajagukguk di evakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika dan kini ia berada di Sentani Kabupaten Jayapura.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga: 2 Kali Tertangkap, Ditolong Mama Papua dan Pendeta (6)

Dalam tulisan ini belum dijelaskan mengenai sosok Kelompok KKB yang dilihat oleh Jimmy dan bagaimana selama ini mereka bekerja di Nduga.

Ikuti tulisan selanjutnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Terjebak Baku Tembak di Pos TNI Mbua Selama 16 Jam (7)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com