Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Terjebak Baku Tembak di Pos TNI Mbua Selama 16 Jam (7)

Kompas.com - 12/12/2018, 17:09 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Setelah kurang lebih dua hari satu malam disekap dan dikejar-kejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga, Papua, akhirnya Jimmy Rajagukguk (Aritonang) berhasil menyelamatkan diri ke Pos TNI Mbua, bersama tiga temannya, Minggu (2/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIT.

Di Pos TNI Mbua yang dijaga sekitar 22 anggota TNI, keempat orang karyawan PT Istaka Karya yang selamat dalam penyekapan kelompok KKB diberikan rasa aman dan tempat peristirahatan.

Jimmy sempat melepas rasa lelahnya dengan tidur pada malam hari. Namun, teror masih terus dialaminya hingga tanggal 3 Desember 2018. Sebab pada saat itu sekitar 05.00 WIT pagi hari, kelompok KKB menyerang Pos Mbua tempatnya beristirahat.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1)

Penyerangan berlangsung alot dan lama, pasalnya aparat TNI yang diserang, balik membalas. Bahkan kontak senjata terjadi dari pukul 05.00 WIT-21.00 WIT atau sekitar 16 jam.

Kepada Kompas.com Jimmy bercerita, tak menyangka tempat yang di rasanya aman saat itu, bakal diserang juga oleh kelompok KKB. Bahkan bunyi tembakan terus terjadi sekitar 16 jam.

“Kalau tidak salah ada 22 orang anggota TNI di Pos itu. Sedangkan kami yang selamat ada empat orang dari PT Istaka Karya.  Namun ada masyarakat sipil pekerja bangunan Puskesmas dan Selolah SMP yang juga mengungsi begitu mendengar adanya peristiwa di camp PT Istaka Karya,” ungkapnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

Jimmy tak menduga kalau kelompok KKB itu bakal mendatangi Pos TNI Mbua yang dijaga anggota TNI yang dilengkapi senjata api. Apalagi KKB melalukan perlawanan terus menerus.

“Bayangkan saja 16 jam tembakan terus terjadi. Kami hanya bisa bersembunyi. Kemungkinan kelompok itu kehabisan amunisi. Sehingga ketika hari sudah gelap, mereka melempari pos dengan menggunakan batu. Bunyi tembakan dari kelompok mereka tinggal sekali-kali,” katanya.

Sekitar pukul 23.00 WIT, kata Jimmy perkiraan waktunya, komandan TNI di Pos TNI Mbua meminta semua yang ada untuk bersama-sama meninggalkan pos. Saat itu, mereka sebagai warga sipil ikut membantu aparat TNI untuk membawa amunisi yang ada di dalam pos.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3)

“Kemungkinan sekitar jam 11 malam kami meninggalkan pos. Saat itu kami membantu anggota TNI membawa barang-barang mereka seperti amunisi. Karena TNI tidak ingin ada amunisi yang tertinggal. Sedangkan anggota membawa senjata. Jadi kami membantu,” pungkasnya.

Dan saat itu juga, menurut Jimmy, tak boleh ada yang ditinggalkan di dalam pos, termasuk Alm. Serda Handoko yang tewas tertembak dalam pertempuran selama 16 jam itu.

“Jadi kami berjalan membawa jenazah anggota yang tertembak. Saat mengungsi kami tak boleh membawa cahaya atau senter. Apalagi kelompok KKB dari ketinggian menggunakan senter untuk mencari kami. Begitu ada cahaya, kami bersembunyi,” katanya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

“Jadi kami mengungsi dengan keadaan gelap. Saat itu kami terus berjalan sampai ke ujung perkampungan dan kira-kira menjelang subuh, kami berhasil keluar dari perkampungan,” pungkasnya.

Saat itu, Jimmy bersama anggota TNI terus berjalan sampai akhirnya pada tanggal 4 Desember 2018, sekitar pukul 15.00 WIT berhasil bertemu rombongan tim penyelamat berjumlah 150 orang dari TNI dan Polri.

“Jadi kami berhasil menemukan tim evakuasi dari aparat TNI dan Polri dengan 24 kendaraan mobil. Saat itu kami pun diajak kembali ke Pos TNI Mbua,” pungkasnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Lihat Teman Tewas Ditikam, Pasrah dan Ingat Keluarga (5)

Ketika kembali ke Pos Mbua, apa yang dilakukan Jimmy Rajagukguk, hingga akhirnya berhasil di evakuasi ke Wamena Kabupaten Jayawijaya bersama seluruh masyarakat sipil lainnya?

Ikuti tulisan selanjutnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga: 2 Kali Tertangkap, Ditolong Mama Papua dan Pendeta (6)

Bersambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com