Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga: 2 Kali Tertangkap, Ditolong Mama Papua dan Pendeta (6)

Kompas.com - 12/12/2018, 14:06 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

WAMENA, KOMPAS.com - Setelah melewati hutan dengan berjalan kaki berjam-jam serta dikejar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jimmy Rajagukguk (Aritonang) korban selamat, akhirnya tiba di sebuah perkampungan wilayah Distrik Dall, Kabupaten Nduga.

Wilayah Dall, tentunya sudah dikenali oleh Jimmy dan perasaan senang begitu melihat perkampungan itu muncul dari perasaannya, yang kemudian merasa akan selamat dan tidak lagi tertangkap oleh anggota KKB yang dipimpin Egianus Kogoya.

Namun perasaan senang itu hanya bisa dirasakannya beberapa menit. Pasalnya, tiga orang kelompok KKB berhasil menangkapnya di perkampungan itu.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKSB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1)

Saat itu perasaannya hancur dan hanya bisa berserah kepada Tuhan, tentang hidupnya. Apalagi dia rencananya akan dibawa kembali ke dalam hutan.

“Saat tertangkap, mereka langsung menghubungi temannya dengan menggunakan radio. Namun lantaran frekuensinya jauh. Tak ada yang merespon. Saat itu saya hanya bisa diam dan minta tolong,” katanya kepada Kompas.com.

Akan tetapi, ungkap Jimmy, mukjizat Tuhan datang kepadanya, dimana saat itu seorang mama-mama warga setempat datang menghampirinya dan memberikannya pakaian dan makanan.

“Mama-mama penduduk setempat itu memang dikenal baik. Saya diberikan makan dan pakaian. Namun saat itu saya sempat ketakutan, lantaran mama-mama itu menghilang dari pandangan saya,” pungkasnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

Dimana akhirnya Jimmy mengetahui, bahwa mama-mama itu pergi ke sebuah gereja dan memanggil seorang pendeta bersama keluarganya yang berjumlah kurang lebih 15 orang.

“Saat itu mereka dengan menggunakan bahasa daerah, melakukan negosiasi agar saya tidak dibunuh. Kemudian tak lama berselang, pendeta itu berkata “ayo om kita pergi dan jangan lanjutkan lagi makannya”. Lalu kami pergi,” kata Jimmy mengingat perkataan pendeta itu.

Walau mereka pergi, Jimmy pun sempat beraudensi dengan pendeta itu, lantaran saat itu masih dalam keadaan trauma.

“Saya sempat katakan kepada pendeta itu, mau dibawa kemana lagi saya. Saya ini takut sekali. Lalu pendeta itu berkata, saya akan dibawa ke Pos TNI di Mbua. Namun saya sempat takut ketika menuju ke Pos Mbua bukan melalui jalur jalan, melainkan pinggiran sungai yang ada di dalam hutan,” pungkasnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3)

Walau perasaannya takut, lanjut Jimmy, ia tetap mengikuti keinginan pendeta yang telah menyelamatkannya sampai ke Pos Mbua dengan berjalan kami selama kurang lebih 1 jam.

“Saat itu saya langsung lihat jam di Pos Mbua sudah pukul 15.00 WIT. Di sana saya melihat ada 2 orang teman yang sama-sama melarikan diri dari Puncak Kabo (lokasi eksekusi). Kemudian kami dijadikan satu, sambil diminta istirahat,” ujarnya.

Sekitar pukul 19.00 WIT, kata Jimmy, ada satu orang lagi teman selamat diantarkan oleh masyarakat di perkampungan Distrik Dall, atas perintah pendeta yang menolongnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

“Jadi yang terakhir datang, sempat saya bertanya. Siapa yang mengantarnya. Dia menjawab seorang masyarakat dari kampung Dall. Dia ditolong pendeta itu. Di Pos Mbua kami pun diberikan tempat peristirahatan oleh anggota TNI,” pungkasnya.

Walau sudah sampai di Pos Mbua, nyawa Jimmy Rajagukguk masih terancam. Sebab KKB menyerang Pos TNI Mbua selama 19 jam dengan menggunakan senjata api. Saat itu satu anggota TNI tewas.

 

Lalu bagaimana ia bisa selamat ? Ikuti tulisan selanjutnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Lihat Teman Tewas Ditikam, Pasrah dan Ingat Keluarga (5)

Bersambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com