Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Kampar Butuh Bantuan

Kompas.com - 12/12/2018, 08:03 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan warga korban banjir di Dusun III Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat, Selasa (11/12/2018).

Hal itu diakui Syamsuri (40) salah satu korban banjir saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya.

"Sampai sekarang belum ada bantuan yang kami terima dari Pemerintah Kabupaten Kampar. Padahal kami butuh bantuan makanan untuk anak-anak," kata Syamsuri.

Dia mengatakan, banjir melanda ratusan rumah dengan jumlah kepala keluarga (KK) lebih kurang 190 orang. Banjir tersebut terjadi sejak Minggu (9/12/2018) lalu.

"Yang paling parah hari ini, karena lima pintu air PLTA Koto Panjang masih dibuka. Jadi Sungai Kampar meluap," akui Syamsuri.

Baca juga: Pelajar SMP Tewas akibat Tenggelam di Lokasi Banjir di Pekanbaru

Di halaman rumahnya, ketinggian air mencapai 60 sentimeter, sedangkan di dalam rumahnya sekitar 10 sentimeter.

"Saya dan keluarga sudah mengungsi. Sementara barang-barang dalam rumah dinaikkan ke tempat yang tinggi," sebut Syamsuri.

Namun, kata dia, masih ada barang-barang di dalam rumah yang dibiarkan terendam air, seperti lemari dan tempat tidur.

Dia mengaku waspada terhadap luapan air sungai yang semakin meningkat.

"Saya lebih mengawasi anak. Karena anak-anak mandi dan main di air," ujar Syamsuri.

Baca juga: Korban Banjir Pekanbaru: Saya Kira Ada Setan karena Tempat Tidur Bergeser

Dia kembali mengatakan, yang dibutuhkan pada korban banjir saat ini yakni bantuan sembako. terutama makanan untuk anak-anak.

"Yang dibutuhkan adalah makanan anak-anak. Banjir sudah lama. Kalau dapat pemerintah memberikan bantuan makanan kepada anak-anak," tambahnya.

Syamsuri menambahkan, banjir cukup besar di kampungnya sudah pernah terjadi sebelumnya.

"Tahun 2016 juga sangat parah banjir di sini. Saat itu air sampai ke atap rumah. Karena kampung kami cukup dekat dengan Sungai Kampar. Dulu tahun 1984 juga lebih parah. Kalau sudah banjir parah, itu ada bunyi lelo (meriam tradisional) secara misterius. Itu lelo gaib. Tahun 2016 lalu itu bunyi sekali," cerita Syamsuari.

TNI beri bantuan beras

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com