Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maman Si Peternak Lele Asal Indramayu, Kena Tipu Pengepul Ratusan Juta Rupiah hingga Teknik Digital E-Fishery

Kompas.com - 11/12/2018, 18:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usaha budidaya lele milik Sarman alias Maman di Desa Krimun, Kecamatan Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat, tidak dibangun dalam sekejap.

Di balik kesuksesannya, Maman harus berjuang keras setiap hari agar bisa meraup pendapatan kotor hingga ratusan juta per hari. Terkadang, Maman terkena tipu dari para pengepul lele dari kota-kota besar.

Untuk diketahui, lebih dari separuh lahan di Desa Krimun dan Puntang merupakan usaha tambak lele. Bahkan Desa Krimun, tempat tinggal Maman, kurang lebih 80 persen dari luas lahan 615 hektar, dimanfaatkan untuk budidaya lele.

Maman berbagi pengalamannya dalam membudidayakan kampung lele bersama warga desa lainnya. Inilah faktanya:

1. Awalnya beternak udang windu, akhirnya beralih ikan lele

Sarman (40), salah satu juragan lele di Desa Krimun, Lohsari, Indramayu, Jawa Barat, sedang mengawasi para pekerjanya merawat dan memanen lele di sejumlah kolam miliknya. Saat ini ia memiliki 200 kolam lele, dan 100 kolam lele lainnya yang digadaikan para peternak lele kepadanya. Dari ratusan kolam tersebut, setiap hari ia memanen lele seberat tujuh ton. KOMPAS/WINDORO ADI Sarman (40), salah satu juragan lele di Desa Krimun, Lohsari, Indramayu, Jawa Barat, sedang mengawasi para pekerjanya merawat dan memanen lele di sejumlah kolam miliknya. Saat ini ia memiliki 200 kolam lele, dan 100 kolam lele lainnya yang digadaikan para peternak lele kepadanya. Dari ratusan kolam tersebut, setiap hari ia memanen lele seberat tujuh ton.

Sekiar akhir 80-an, warga di Desa Krimun dan Puntang dikenal sebagai peternak udang windu. Namun, di awal 90-an terjadi bencana yang meghancurkan budidaya udang windu milik warga.

Saat itu, air laut di pesisir pantai Losarang tercemar limbah dan membuat ribuan benur mati.

Para petambak rugi akhirnya merugi hingga ratusan juta rupiah. Salah seorang petambak udang, Carmin Iswahyudi, tak luput dari bencana tersebut.

Di tengah kegalauan, Carmin mengamati beberapa peternak lele yang “bermain di pinggiran” ternyata selamat dari bencana limbah.

Carmin yang akrab disapa Maming akhirnya mencoba untuk beternak lele. Saat itu dirinya menebar ribuan bibit lele asal penangkaran di Cirebon, dan Parung Bogor.

Keputusan Carmin atau sering dipanggil Pak Maming, ternyata berhasil. Bibit yang dia sebar ke 20 kolam yang masing-masing seluas 500 persegi telah menghasilkan 7 ton ikan lele dalam sehari.

Tahun 2003, Maming membentuk kelompok peternak lele. Saat itu jumlah total tambak lele sudah mencapai 25 hektar.

Baca Juga: Penghasilan Rp 100 Jutaan Per Hari, Kisah Juragan Lele di Indramayu

2. Beternak lele terus berlanjut ke generasi berikutnya

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat panen ikan lele di Desa Jambesari Kecamatan Sempu Senin (19/9/2016)Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat panen ikan lele di Desa Jambesari Kecamatan Sempu Senin (19/9/2016)

“Nama lain selain Pak Maming, ada Haji Mardiah, Pak Drajat, dan Haji Ronny. Sekarang muncul generasi baru seperti Pak Mahfud, dan Pak Apri, dan saya,” kata Sarman (40), salah satu juragan lele generasi baru, Jumat (7/12/2018) siang.

Maman pun menceritakan, setiap panen lele, para pengepul lele sudah menunggu untuk mengangkutnya ke kota-kota besar, seperti di wilayah Jabodetabek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com