Hary dan temannya memutuskan segera mengubur penyu tersebut. Temuan tersebut sempat direkam dan diunggah ke Instagram, Twitter, maupun, akun grup WWI di Facebook, yang kemudian viral.
Warganet yang merespons prihatin dengan masalah sampah yang mencemarin lautan.
"Seperti biasa, setelah kami menemukan hal seperti ini kami segera melapor ke BKSDA untuk penanganan selanjutnya," kata Hary.
Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kulonprogo Gunadi mengatakan, pihaknya belum lama menerima laporan tersebut.
Selain menerima laporan, pihak balai juga sudah melihat video maupun foto yang beredar di media sosial.
Baca juga: Paus Mati di Wakatobi, Bukti Nyata Indonesia Darurat Sampah Plastik
Laporan dan unggahan di medsos itu memang mengundang prihatin, terlebih bila benar terdapat sampah plastik yang keluar dari perut satwa ini.
Ini menunjukkan betapa laut sangat tercemar dan mengancam banyak satwa, serta bisa mengganggu ekosistem.
"Karena bisa saja sampah plastik itu (dianggap) seperti ubur-ubur, lantas dimakan," kata Gunadi.
Menurut dia, ini sangat mengancam kehidupan penyu.
Gunadi mengatakan, BKSDA juga tengah mempertimbangkan perlu tidaknya memeriksa bangkai penyu malang itu.
Terlebih karena bangkai kini dalam kondisi sangat busuk dan telah dikubur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.