Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemancing Temukan Penyu Mati dengan Sampah Plastik Terburai dari Perutnya

Kompas.com - 10/12/2018, 23:23 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comPemancing menemukan satwa penyu dalam kondisi mati di kawasan pantai wisata Congot, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka mendapati sampah plastik terburai dari perut penyu yang berada pada sisi bawah.

Para pemancing bersama aktivis Kulon Progo dari Wild Water Indonesia (WWI) mengubur penyu tak jauh dari tempat satwa ini terdampar, Minggu (9/12/2018) sore.

"Penyu itu ditemukan dekat menara, kira-kira 200 meter dari pantai (kawasan wisata Congot). Atau sekitar 2 Kilometer dari pantai (wisata) Glagah," kata Hary Hermanto, aktivis WWI Kulon Progo, Senin (10/12/2018).

Baca juga: 5 Cara Kurangi Mikroplastik agar Kasus Paus Wakatobi Tak Terulang Lagi

WWI sendiri merupakan kelompok pencinta lingkungan, khususnya perairan, yang tersebar di banyak daerah di Indonesia.

Kegiatan WWI di Kulon Progo berlangsung sejak 2017 dengan aksi utama kampanye lingkungan perairan, kebersihan, dan menjaga ekosistem.

Misi utama mereka adalah menghentikan setrum, racun, bom ikan, maupun sampah.

Hary menceritakan, dirinya kebetulan sedang memancing bersama seorang temannya di Congot pada Minggu siang. Tak sengaja, temannya menemukan bangkai penyu dengan ukuran lebar kira-kira 40 sentimeter.

Kondisinya sudah membusuk. Karapas penyu juga sudah terkupas di sana-sini.

Yang menyedihkan, isi perutnya tampak terburai. Sampah plastik terlihat keluar dari perutnya yang terburai itu.

Hary dan temannya memutuskan segera mengubur penyu tersebut. Temuan tersebut sempat direkam dan diunggah ke Instagram, Twitter, maupun, akun grup WWI di Facebook, yang kemudian viral.

Warganet yang merespons prihatin dengan masalah sampah yang mencemarin lautan.

"Seperti biasa, setelah kami menemukan hal seperti ini kami segera melapor ke BKSDA untuk penanganan selanjutnya," kata Hary.

Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kulonprogo Gunadi mengatakan, pihaknya belum lama menerima laporan tersebut.

Selain menerima laporan, pihak balai juga sudah melihat video maupun foto yang beredar di media sosial.

Baca juga: Paus Mati di Wakatobi, Bukti Nyata Indonesia Darurat Sampah Plastik

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com