Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Matius Palinggi Korban KKB di Nduga: Saya Harus Terima Kepergiannya

Kompas.com - 10/12/2018, 16:20 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi

WAMENA,KOMPAS.com - Matius Palinggi merupakan salah satu korban meninggal dunia atas pembunuhan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Minggu (2/12/2018) lalu.

Jenazah Matius Palinggi baru bisa ditemukan dan dievakuasi ke Wamena, Senin (10/12/2018).

Saat ini, jenazahnya pun disemayamkan di Aula Kodim 1702/Wamena, untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halaman di Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (11/12/2018).

Almarhum Matius Palinggi selama ini bekerja sebagai tukang masak bagi para karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Baca juga: Jenazah Matius Palinggi Korban Penembakan KKB di Nduga Diterbangkan ke Toraja

Berta Palinggi, istri korban Matius Palinggi mengungkapkan, setelah mendengar adanya informasi kelompok KKB menyerang para pekerja PT Istaka Karya, selalu berdoa agar suaminya bisa selamat dari peristiwa itu.

“Jadi melalui iman saya. Selalu berdoa kepada Tuhan Yesus, agar suami bisa selamat. Saya juga berkeyakinan selama jenazahnya belum ditemukan, selalu beranggapan almarhum masih hidup,” ungkap Berta saat ditemui di Aula Kodim, Senin (10/12/2018) sambil menangis.

Di mata Berta, suami yang dinikahinya kurang lebih 4 tahun lalu, selalu berbuat baik kepadanya dan juga kepada banyak orang di sekitarnya.

“Almarhum tak pernah marah kepada saya. Beliau sangat baik dan suka menolong. Kini setelah melihat jenazahnya, mau tidak mau saya harus menerima kepergiannya. Walaupun saya sangat terpukul,” katanya.

Berta berharap, setelah jenazah suaminya ditemukan, sangat berharap agar perusahaan PT Istaka Karya mengurus proses evakuasi jenazah ke kampung halaman bersama keluarganya.

“Saya harap jenazahnya segera dikirim ke Toraja. Semoga tidak ada halangan besok pagi segera diberangkatkan,” ungkapnya.

Baca juga: Matius Palinggi Tewas Dibunuh KKB di Nduga dengan Sajam dan Senjata Api

Sementara itu, kerabat Matius Palinggi, Pendeta Titus Tangke menjelaskan, selama ini almarhum memiliki nilai sosial yang sangat tinggi terhadap keluarga maupun di lingkungan keluarga Toraja yang ada di Wamena.

“Saya sangat mengenal sifat almarhum. Selalu ingin membantu siapa pun yang membutuhkannya. Kita sangat terpukul atas apa yang menimpanya,” kata Titus.

Titus menjelaskan, sebelum peristiwa ini terjadi, istri bersama keluarga korban yang tinggal di Wamena, telah meminta kepada almarhum untuk kembali ke Wamena sebelum tanggal 1 Desember 2018 lalu. Akan tetapi, hal itu tidak diindahkan pihak perusahaan.

“Kini almarhum telah pulang. Kami telah menemuinya namun dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan almarhum kini meninggalkan kita selamanya,” kata Titus yang menjadi saksi pada saat pernikahan Matius bersama Berta.

Kompas TV Biro SDM Polda Papua melakukan pemulihan trauma atau trauma healing kepada dua pekerja yang dapat lolos dari serangan kelompok bersenjata di kabupaten Nduga, Papua. Dua pekerja proyek Transpapua menjalani pemulihan trauma di biro s-d-m Polda Papua. Sebelumnya tiga pekerja pembangunan Puskesmas dan sekolah di distrik Yigi sudah dipulangkan ke keluarganya di Jayapura setelah menjalani masa pemulihan pasca trauma.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com