Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Duka Keluarga Korban Serangan KKB Nduga, Janji Akan Pulang hingga Tangis Bupati Toraja Utara

Kompas.com - 10/12/2018, 12:11 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satu demi satu korban kebrutalan Kelompok Kriminal Bersanjata (KKB) mulai dimakamkan oleh pihak keluarga.

Duka dan tangis mengiringi pemakaman. Kenangan terakhir almarhum pun terulang dan meninggalkan lara. Salah satunya bagi Agus Rudia Pasa, istri dari Samuel Pakiding.

Agus Pasa sangat kehilangan sosok suami yang luar biasa dan ayah terhebat bagi bagi anak-anak mereka. 

Selain itu, warga menyambut kedatangan jenazah Emanuel Bano dengan mengibarkan bendera merah putih di sepanjang jalan menuju rumah duka. 

Berikut ini sejumlah suasana keluarga para korban pembantaian KKB di Distrik Yigi, Nduga:

1. Duka Agus Pasa untuk suaminya, Samuel Pakiding

Tiga jenazah yang menjadi korban dalam insiden Di Nduga Papua, tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri, kota Palu, Sabtu (9/12/2018).KOMPAS.com/Erna Dwi Lidiawati Tiga jenazah yang menjadi korban dalam insiden Di Nduga Papua, tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri, kota Palu, Sabtu (9/12/2018).

Agus Rudia Pasa pecah ketika peti mayat yang berisi jenazah sang suami, Samuel Pakiding, sampai di rumah duka, di Jalan Tengko Situru RT 25 KM 5 Bukit Sion, Jahab, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (8/12/2018).

Agus Pasa hanya bisa memeluk peti jenazah suaminya tecinta. Kepergian Samuel mencari nafkah ke Nduga Papua ternyata berakhir tragus. Ayah empat anak tersebut menjadi korban pembantaian KKB di Nduga, Papua.

“Dia berangkat ke Papua tanggal 13 Oktober, tanggal 14 November komunikasi terakhir, karena dia turun ke Timika. Dia bercerita, dia sangat hati-hati di sana. Dia tidak berani macam-macam karena jika ada masalah walau sepele akan berujung penumpasan,” ujarnya.

Agus Pasa sempat memaksa suaminya untuk menolak tawaran proyek membangun sekolah di Nduga, namun Samuel akhirnya memutuskan untuk ikut bersama rekan-rekannya ke proyek di Nduga tersebut.

“Terakhir telepon itu, dia bilang ditawari kerja borongan membangun sekolah di Timika, saya setuju sekali. Saya bilang tidak usah naik ke Nduga lagi, kerja saja bangun sekolah. Tapi dia bilang tidak enak meninggalkan teman-temannya. Jadi dia naik lagi dan meneruskan pekerjaan bersama PT Istaka Karya,” tuturnya.

Baca Juga: "Dia Laki-laki Terbaik, Bapak Terhebat dan Suami yang Luar Biasa..."

2. Empat anggota keluarga menjadi korban KKB di Nduga

Jenazah almarhum Faiz Syahputra dimakamkan di TPU Laikang,  Kecamatan Biringkanaya, Makassar,  Sabtu (8/12/2018).KOMPAS.com/Hendra Cipto Jenazah almarhum Faiz Syahputra dimakamkan di TPU Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sabtu (8/12/2018).

Jonathan hanya bisa menangis saat empat keluarga anggotanya menjadi korban serangan di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu.

"Yang jadi korban dari saudara saya itu ada tiga orang, kakak saya, Faiz, dan dua adik kandung saya, Yusran dan Aris. Adik saya dimakamkan di Morowali. Satu sepupu saya jadi korban juga," lanjutnya.

Prosesi pemakaman Faiz Syahputra di TPU Laikang, Kecamatan Biringkaya, Kota Makassar, diiringi isak tangis keluarga. Faiz semasa hidupnya dikenal sebagai pekerja keras dan dekat dengan keluarga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com