Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Perkebunan Teh Hijau Dataran Rendah di Bangka (2)

Kompas.com - 10/12/2018, 10:30 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANGKA BARAT, KOMPAS.com - Sebuah rumah semi permanen di Dusun Tayu, Jebus, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung dijadikan sebagai tempat penggilingan teh. Seluruh teh yang diolah tersebut dihasilkan dari perkebunan teh Dusun Tayu.

Keberadaan kebun dan tempat penggilingan teh Dusun Tayu kini menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Banyak yang tidak menyangka jika Dusun Tayu memiliki perkebunan teh. Selama ini daerah di sebelah utara Bangka itu dikenal sebagai kawasan tambang timah.

“Di warung-warung kan sudah dijual. Jadi kami kenalkan ini teh asli daerah sini. Banyak yang tertarik untuk melihat langsung,” kata Sugia Akiau, warga Jebus, Jumat (7/12/2018).

Wanita bertubuh ramping itu menuturkan, nama Teh Tayu kini diperkenalkan sebagai produk teh yang berasal dari Dusun Tayu. Teh yang dihasilkan berupa teh hijau dan teh merah yang biasanya diseduh tanpa dicampur gula.

Di tingkat petani, harga jual Teh Tayu terbilang mahal. Yakni mencapai Rp 250.000 sampai Rp 300.000 per kilogram. Produksi yang masih terbatas serta citarasanya yang khas, membuat Teh Tayu memiliki pangsa pasar tersendiri.

Baca sebelumnya di: Menelusuri Perkebunan Teh Hijau Dataran Rendah di Bangka (1)

Pemasaran produk

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, Teh Tayu patut dilestarikan karena memiliki daya tarik yang luas. Pemerintah daerah pun siap sedia menyalurkan bibit maupun pemasaran produk.

“Inikan produksi sudah berjalan. Cuma pemasaran masih terbatas. Pemda akan membantu,” ujar Erzaldi yang berkunjung di kebun teh Dusun Tayu.

Pantauan Kompas.com, lahan perkebunan teh Dusun Tayu dibuka berdampingan dengan perkebunan sawit dan sejumlah tanaman palawija seperti ubi dan jagung.

Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat Kecamatan Jebus menuju perkebunan teh Dusun Tayu. Lokasi perkebunan teh cukup terpelosok dengan jalan yang belum diaspal. 

(Selesai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com