Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Perkebunan Teh Hijau Dataran Rendah di Bangka (1)

Kompas.com - 10/12/2018, 07:47 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANGKA BARAT, KOMPAS.com - Pengendara mobil offroad yang kami tumpangi beberapa kali harus mengganti persneling. Jalan selebar dua meter yang kami lewati, tidak hanya memiliki tanjakan curam, tapi juga berlumpur.

Hujan yang mengguyur malam harinya membuat jalan tanah di Dusun Tayu, Desa Ketap, Kecamatan Jebus, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menjadi medan ekstrem penguji nyali.

Rombongan bergerak dari Kecamatan Jebus setelah shalat Jumat (7/12/2018) sekitar pukul 13.10 WIB menuju Dusun Tayu.

Sebelumnya, rombongan Natak Kampung yang dipimpin Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, menerima informasi adanya perkebunan teh yang diusahakan masyarakat setempat.

Informasi tersebut dinggap unik karena selama ini teh dikenal sebagai tanaman dataran tinggi atau daerah yang bersuhu dingin. Sementara Bangka Belitung, merupakan daerah kepulauan dataran rendah yang suhunya cenderung panas.

Baca juga: Wisatawan Dipalak di Perkebunan Teh Lereng Gunung Sindoro

Setelah melewati jalan tanah sepanjang hampir empat kilometer, rombongan akhirnya tiba di kawasan perkebunan teh tersebut. Teh ditanam oleh sejumlah keluarga dengan lokasi terpisah-pisah. Total luas lahan mencapai 20 hektar.

Kepala Dusun Tayu, Roni, mengatakan, masyarakat mengusahakan tanaman teh secara turun temurun. Diperkirakan tanaman dengan nama latin Camelia Sinensis itu telah ada sejak ratusan tahun silam.

“Kami meyakini tanaman ini didatangkan langsung dari Tiongkok lebih dari seratus tahun yang lalu. Teh yang dibudidayakan merupakan teh hijau sinensis,” kata Roni.

Sinensis sendiri berarti China atau teh yang didatangkan dari China. Penelusuran Kompas.com pada jejak digital menginformasikan sebaran teh di Indonesia tak lepas dari campur tangan Eropa.

Dari China

Bibit teh dari China didatangkan untuk selanjutnya menjadi usaha perkebunan disejumlah tempat potensial seperti Bogor dan Kayu Aro di kaki Gunung Kerinci.

Semua daerah tersebut berada di dataran tinggi dengan suhu dingin.

Warga memanen teh di Dusun Tayu, Jebus, Bangka Barat, Jumat (7/12/2018).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Warga memanen teh di Dusun Tayu, Jebus, Bangka Barat, Jumat (7/12/2018).

Roni mengungkapkan, tanaman teh yang dibudidayakan masyarakat dinamakan Teh Tayu karena tumbuh di Dusun Tayu. Tanaman teh tumbuh setinggi setengah meter dengan daun berwarna hijau kemerah-merahan. Beberapa pohon di antaranya memiliki buah yang cukup lebat.

Pada kesempatan itu, Kompas.com melihat langsung perkebunan teh milik keluarga Sun Fa. Sejumlah pekerja tampak sedang memanen teh menggunakan keranjang rotan. Sun Fa, wanita yang sudah berumur 72 tahun ikut memetik daun teh miliknya.

Dalam sebulan panen dilakukan sebanyak tiga kali. Setelah dipanen, daun teh kemudian dikeringkan dalam sebuah pondok. Daun teh kemudian digiling menjadi teh bubuk untuk selanjutnya dikemas dan dipasarkan.

“Tanaman teh diwariskan dari orang tua. Setelah digiling, dijual untuk daerah sini saja. Kecuali ada pesanan baru dikirim keluar,” ujar Sun Fa.

Bersambung : Menelusuri Perkebunan Teh Hijau Dataran Rendah di Bangka (2)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com