Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Kampar Riau Meluap, Warga Kebanjiran

Kompas.com - 09/12/2018, 20:47 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejak dibukanya lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, sejumlah warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) kebanjiran.

Pintu air dibuka karena besarnya debit air dari bagian hulu akibat tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir.

Banjir terpantau melanda dua desa di Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, yakni Desa Pulau Birandang dan Desa Karangan Tinggi, Minggu (9/12/2018),

Luapan air Sungai Kampar masuk ke permukiman warga dan juga melanda perkebunan.

Tak hanya itu, air juga merendam sebagian badan jalan penghubung kedua desa tersebut, yang mengakibatkan masyarakat susah melitas.

"Air naik sejak jam 12 malam tadi. Tapi belum begitu parah. Tapi paginya sekitar pukul 07.00 WIB, air sudah sampai ke rumah-rumah warga dan jalan," kata Kutar (65) saat diwawancarai Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Nekat Terjang Banjir di Bangka, Terios Berisi Satu Keluarga Sempat Terseret

Dia mengatakan, air Sungai Kampar mulai meluap sejak tiga hari terakhir. Namun, hari ini paling tinggi dan terus bertambah.

"Ketinggian air di badan jalan dan perumahan warga sekitar 50-60 sentimeter," ujar Kutar.

Menurut dia, saat ini ada belasan rumah warga yang mengalami kebanjiran di Desa Pulau Birandang dan Desa Karangan Tinggi.

"Di Desa Pulau Birandang ada sekitar 10 rumah dan Desa Karangan Tinggi sekitar 5 rumah. Kalau rumah saya di Pulau Birandang belum sampai airnya, tapi rumah ibu sudah banjir karena cukup dekat dengan sungai," ujar Kutar.

Dia menambahkan, dua desa yang mengalami kebanjiran tersebut memang dekat dari sungai, yang jaraknya sekitar 200 meter.

"Tapi yang jadi kesulitan kami adalah jalan penghubung dua desa ini. Airnya tinggi karena dekat pula dengan anak sungai," kata Kutar.

Sejumlah warga yang memiliki perahu, kata dia, dijadikan rakit untuk menyeberangkan sepeda motor.

"Sepeda motor bebek tidak bisa melintas. Tapi ada warga membuat rakit dari sampan. Bagi yang menggunakan rakit itu bayar Rp 5000 per motor. Kalau mobil ada juga yang nekat melintas," kata Kutar.

Baca juga: Diterjang Banjir, Pulau Bangka Dinyatakan Status Siaga

"Ini bukan rumah dan jalan saja yang kebanjiran. Tapi sawah dan kebun kami juga sudah dimasuki air," imbuh Syamsudin (52) warga Pulau Birandang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com