Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Cegah Intoleransi, Guru Besar Perlu Terjun ke Masyarakat, Bicara di Media Sosial

Kompas.com - 08/12/2018, 19:13 WIB
Putra Prima Perdana,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, praktik-praktik intoleransi yang membawa label agama dapat dipastikan bakal memecah belah keutuhan bangsa Indonesia yang terkenal majemuk.

“Tentu harus ada terutama cara pandang yang sama dalam melihat cara seperti itu (intoleransi) Yang lebih penting itu, penyikapan bagaimana menindaklanjuti hal yang bisa merusak keutuhan kita dalam bangsa yang majemuk,” kata Lukman saat ditemui seusai menghadiri The 2nd Islamic Higher Education Professors (IHEP) Summit di Hotel Grand Aquila, Pasteur, Kota Bandung, Sabtu (8/12/2018).

Untuk mencegah praktik-praktik intoleransi yang membawa label agama, Lukman berharap, guru-guru besar di perguruan tinggi dan universitas berbasis keagamaan terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pendidikan keagamaan yang membawa kedamaian.

“Guru besar sebagai sebuah gelar yang dimiliki seseorang sebagai gelar tertinggi secara akademik tentu lebih diharapkan kontribusi dan sumbangsihnya untuk langsung terjun ke masyarakat mengisi ruang publik dengan pandangan-pandangan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik,” tuturnya.

Lukman berharap, para guru besar tidak hanya mendahulukan kepentingan institusi tempatnya bekerja atau mengajar saja, tetapi bisa lebih sering membagikan cara pandang positif untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama.

“Harapannya tentu para guru besar tidak hanya terbelenggu katakanlah pada lembaga atau institusi, pada pendidikan keagamaan saja. Tapi diharapkan juga bisa mengisi ruang ruang publik, terjun ke masyarakat, lalu kemudian mengisi sosial media dengan pandangan-pandangan keagamaan yang akademik,” katanya.

Lukman menambahkan, fenomena aktivitas keagamaan khususnya oleh umat muslim dengan dakwah mubalig yang menyudutkan kelompok tertentu, politisasi agama Islam, serta kontroversi pembakaran bendera tauhid di Kabupaten Garut, harusnya menjadi motivasi bagi guru besar keagamaan untuk terjun ke lapangan.

“Mengapa tak pernah ada studi yang mendalam tentang ini? Ini current issues yang ditunggu umat,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com