Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta di Balik Evakuasi Korban di Nduga, Dihadang Serbuan KKB hingga Selamatkan 24 Warga Sipil

Kompas.com - 07/12/2018, 17:46 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aparat gabungan TNI-Polri terus mengendalikan situasi di Distrik Yigi, Nduga, Papua. Satu per satu para korban meninggal hingga selamat berhasil dievakuasi.

Meskipun masih beberapa kali ada serangan dari Kelompok Kriminil Bersenjata (KKB), namun aparat berhasil meredamnya. Seperti diketahui, Distrik Yigi menjadi zona merah sejak dikuasi gerombolan bersenjata Egianus Kogoya.

Berikut ini fakta dari situasi terkini Distrik Yigi, Nduga, Papua:

1. Menjadi zona merah sejak KKB Egianus Kogoya bercokol

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto menyaksikan langsung proses evakuasi jenazah pekerja jembatan yang dibantai KKB di Nduga Papua, di bandara Timika. Dok. Istimewa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto menyaksikan langsung proses evakuasi jenazah pekerja jembatan yang dibantai KKB di Nduga Papua, di bandara Timika.

Kepolisian Indonesia menyebutkan, lokasi penembakan pekerja PT Istaka Karya, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, awalnya merupakan daerah yang aman.

Namun, situasi berubah setelah kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya merebut distrik tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga. Sejak itu, Distrik Yigi menjadi zona merah dari sisi keamanan.

"(Kepindahan Egianus dan kelompoknya) karena dikejar pasukan TNI-Polri dari Kenyam, Kabupaten Nduga sehingga lokasi insiden penembakan adalah zona merah," ujar Iqbal, melalui keterangan tertulis, Kamis (6/12/2018).

Baca Juga: Sejak Dihuni Kelompok Egianus Kogoya, Distrik Yigi di Nduga Papua Jadi Zona Merah

2. Evakuasi korban dihadang serangan senjata dari KKB

Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI.Ahmad Faisol Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI.

Proses evakuasi 16 jenazah pegawai PT Istaka Karya yang ditemukan di Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tak berjalan mulus, Kamis (6/12/2018).

Lokasi pendaratan helikopter mendapat penghadangan dari kelompok pemberontak. Kontak senjata pun tak terhindarkan.

Danrem 172/PWY Kolonel Inf Jonatan Binsar P Sianipar menjelaskan, anggota yang membawa jenazah mendapat hadangan dari kelompok separatis.

“Saat pagi ini kami melakukan evakuasi 16 jenazah ke lokasi pendaratan helikopter mendapat tembakan dari kelompok separatis. Sampai saat ini kontak senjata masih berlangsung," katanya, Kamis (6/12/2018).

Baca Juga: Evakuasi 16 Jenazah Pekerja Jembatan di Nduga Papua, Aparat Dihadang Pemberontak

3. Cuaca juga menjadi kendala proses evakuasi korban

Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua. ISTIMEWA Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua.

Selain gangguan serangan dari KKB, proses evakuasi juga terganjal oleh kondisi cuaca di Nduga, Papua.

Proses evakuasi 7 jenazah pekerja bahkan sempat tertahan di Mbua lantaran helikopter tak mampu masuk ke wilayah itu akibat cuaca buruk.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, Kamis siang, evakuasi terpaksa dihentikan untuk sementara.

“Helikopter dari Wamena tadi siang diberangkatkan untuk mengevakuasi 7 jenazah yang masih berada di Mbua. Namun, evakuasi terpaksa dibatalkan lantaran cuaca buruk. Akibatnya, helikopter kembali dan kini stay di Timika,” katanya ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (6/12/2018) malam.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Evakuasi 7 Jenazah Pekerja Jembatan Nduga Papua Terhambat

4. Puluhan warga sipil berhasil dievakuasi aparat

8 warga saat sudah berada di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Papua setelah di evakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, (Kamis 6/12/2018)KOMPAS.com/Istimewa 8 warga saat sudah berada di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Papua setelah di evakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, (Kamis 6/12/2018)

Selain menyerang para pekerja, KKB di Nduga juga mengintimidasi para warga sipil. KKB menghancam akan membunuh para warga sipil tersebut.

Akhirnya para aparat mengevakuasi 24 orang warga sipil yang nyawanya terancam dibunuh oleh KKB, selama 3 hari terakhir.

Sejumlah warga sipil tersebut telah dievakuasi ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, untuk menjalani perawatan medis dan psikologi untuk menghilangkan rasa trauma yang mereka alami.

Sementara korban meninggal dunia sampai sejauh ini masih berjumlah 16 orang yang ditemukan di Puncak Kabo.

Daftar nama 24 warga sipil yang berhasil dievakuasi aparat dapat Anda baca di tautan berita di bawah ini. 

Baca Juga: Ini Identitas 24 Warga Sipil Selamat dari Serangan KKB di Nduga Papua

5. Jumlah pekerja yang selamat berjumlah 7 orang

Kondisi evakuasi jenazah di Bandara TimikaJohn Roy Purba/Isitimewa Kondisi evakuasi jenazah di Bandara Timika

Berdasarkan keterangan dari Wakedam XVII/Cendrawasih, jumlah karyawan PT Istaka Karya yang berhasil ditemukan selamat sebanyak 7 orang. Sedangkan jumlah para pekerja yang meninggal dunia di Puncak Kabo menjadi 16 orang.

“Jadi kemarin yang ditemukan oleh tim evakuasi ada 16 orang yang dipastikan meninggal dunia. Sedangkan yang selamat bukan 1 orang, tetapi 3 orang,” kata Wakapendam XVII/Cendrawasih, Dax Sianturi, Kamis (6/12/2018).

Dax menjelaskan 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus. Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua.

“Untuk identitas korban meninggal dunia belum teridentifikasi. Apakah 16 orang itu merupakan karyawan PT Istaka Karya semua, kita belum bisa pastikan,” katanya.

Baca Juga: Jumlah Pekerja Jembatan di Nduga Papua yang Ditemukan Selamat 7 Orang

Sumber: KOMPAS.com (John Roy Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com