Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Identitas 24 Warga Sipil Selamat dari Serangan KKB di Nduga Papua

Kompas.com - 06/12/2018, 21:49 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Duka mendalam dirasa keluarga almarhum Sersan I Anumerta Handoko saat jenazah Handoko tiba di rumah duka.<br /> <br /> Kerabat dan pejabat pemerintah daerah setempat terus berdatangan di rumah duka di Distrik Malabutom Klamono, Kabupaten Sorong.<br /> <br /> Usai disemayamkan, jenazah langsung dibawa ke Taman Makam Pahlawan Tri Jaya Sakti, Kota Sorong. Selain itu, Panglima TNI mengatakan mengatakan, tim gabungan TNI-Polri sudah berhasil menemukan 16 jenazah korban yang diduga sebagai pekerja PT Istaka Karya.<br /> <br /> Hal tersebut dikatakan oleh panglima dalam acara pelepasan jenazah Serda Handoko bersama Wakapolri Komjen Pol Ari Dono dan Kasad Jendral Andika.<br /> <br /> Panglima memastikan pasukan TNI-Polri sudah menguasai Bukit Kabo di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Sedangkan untuk 16 korban meninggal dunia yang diduga karyawan PT Istaka Karya, lanjut Dax, 9 orang diantaranya telah dievakuasi dan menjalani proses identifikasi dan otopsi yang direncanakan akan dilakukan di RS Charitas Timika.

Evakuasi saat ini dihentikan untuk sementara waktu, mengingat cuaca yang buruk. Rencananya 7 jenazah lainnya akan dilanjutkan untuk dievakuasi besok,” tuturnya.

Dalam proses evakuasi, ungkap Dax, satu anggota TNI, Serda Handoko harus gugur saat menghadapi kelompok KKB yang dikomandoi Egianus Kogoya.

“Tak hanya satu personil tewas, ada satu prajurit TNI atas nama Pratu Sugeng dan Bharatu Wahyu anggota Polri yang mengalami luka tembak, saat berhadapan dengan kelompok separatis,” ungkapnya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menjelaskan, pihaknya masih terus berupaya mencari apakah ada kemungkinan korban lain yang masih belum ditemukan.

“Tim yang ada di lapangan memiliki tugas mengevakuasi, baik korban selamat maupun korban meninggal dunia. Sampai saat ini sudah ada 16 orang meninggal dunia kita temukan. Kami terus berupaya mencari apakah masih ada atau tidak. Di samping itu, kami juga mengejar para pelaku,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com