Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Siapkan Satgas BBM dan LPG untuk Natal dan Tahun Baru 2019

Kompas.com - 06/12/2018, 18:34 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi


JAYAPURA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII Maluku – Papua melakukan build-up stock untuk mengantisipasi kebutuhan BBM dan LPG selama Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Pertamina memproyeksikan konsumsi BBM dari berbagai produk mengalami peningkatan.

Penyaluran gasoline atau bensin di periode Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 diprediksi mengalami kenaikan sebesar 6,3 persen dibandingkan penyaluran normal karena adanya peningkatan aktivitas kendaraan roda 2 dan roda 4.

Sementara, penyaluran bahan bakar diesel mengalami peningkatan 10,6 persen karena adanya antisipasi dari PLN untuk dapat menjaga kestabilan supplai pembangkit tenaga diesel.

“Kerosene atau minyak tanah mengalami kenaikan 5,5 persen yang berasal peningkatan kebutuhan masyarakat maupun segi industri. Avtur mengalami kenaikan 9,9 persen dikarenakan aktivitas maskapai meningkat. Sedangkan konsumsi LPG baik di restoran dan perhotelan meningkat menjelang libur Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, sehingga stok LPG ditingkatkan hingga 23 persen,” ungkap GM MOR VIII PT Pertamina (Persero), Iin Febrian, Kamis (6/12/2018), di Kota Jayapura.

Baca juga: Harga BBM Disebut Bisa Naik Usai Pilpres, Ini Kata Sri Mulyani 

Untuk menjalankan tugas pengamanan stok dan memastikan kelancaran distribusi BBM dan LPG selama periode Natal dan Tahun Baru 2019, kata Iin Febrian,P ertamina MOR VIII membentuk Satuan Tugas (Satgas) BBM dan LPG pada 29 November 2018 atau 2 pekan lebih awal dibandingkan pembentukan satgas tahun lalu.

Satgas telah mulai berkoordinasi sejak dibentuk dan akan berakhir pada tanggal 8 Januari 2019.

Pertamina, kata IIn, memastikan seluruh Terminal BBM beroperasi selama periode satgas.

Pertamina memastikan keandalan sarana dan fasilitas Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM di seluruh lokasi, memonitor stok BBM dan LPG di seluruh wilayah dengan sistem komputerisasi, menyiapkan 20 mobil tangki industri untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan, dan overtime mobil tangki reguler untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pengiriman BBM.

“Pertamina juga menyiapkan langkah antisipasi dengan menambah tonase (kapasitas muat) kapal menjadi 20 unit dan menaikkan ketahanan stok di TBBM MOR VIII gasoline sebesar 9 persen, gasoil sebesar 15 persen, kerosene 15 persen, dan avtur 10 persen,” jelasnya lagi.

Sementara itu, ungkap Iin Febrian, untuk ketahanan pasokan LPG, Pertamina melakukan build-up stock dan menambah alokasi LPG non PSO sekitar 15 - 23 persen serta memonitor pengiriman dari supply point ke agen.

“Pertamina juga tetap mengoperasikan agen dan pangkalan pada periode satgas untuk memastikan pelayanan masyarakat tetap berjalan sesuai kebutuhan," katanya.

IIn mengatakan, Pertamina menunjuk 14 agen dan 28 pangkalan siaga dan memaksimalkan SPBU sebagai etalase dan stabilisator harga LPG 12 kilogram dan Bright Gas 5,5 kilogram untuk kebutuhan LPG rumah tangga di periode Natal dan Tahun Baru.

Ia menambahkan, Pertamina juga bekerja sama dengan bank persepsi untuk tetap memberikan layanan selama periode libur Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, Pertamina juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, POLRI, dan Hiswana Migas untuk kelancaran di periode satgas.

“Selain itu, Pertamina mempersiapkan sarana fire and safety di masing-masing lokasi untuk mengantisipasi semaraknya kembang api pada saat malam tahun baru 2019 dan memastikan kepatuhan aspek HSSE agar proses penyaluran BBM dan LPG selama periode satgas berjalan dengan lancar,” ujarnya.

Kompas TV Masih terkait longsornya harga minyak mentah dunia, Kementerian BUMN belum akan meminta Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi, bahkan yang bersubsidi. Di awal Oktober harga minyak Indonesia alias Indonesia Crude Price berada di 77,56 dollar Amerika Serikat per barel, hitung ulang penurunan harga BBM non subsidi-pun tidak sesederhana penurunan harga minyak. Ada sejumlah variabel yang harus dihitung oleh Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan tentu saja Pertamina sebagai produsen minyak Negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com