Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditetapkan KLB DBD, Warga Polman Patungan Lakukan "Fogging"

Kompas.com - 06/12/2018, 14:36 WIB
Junaedi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Setelah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit demam berdarah (DBD), warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berpatungan mengumpulkan dana untuk melakukan fogging massal terbatas di kawasan permukiman yang terserang wabah tersebut.

Kegiatan fogging ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD, setelah sebelumnya wilayah ini dinyatakan terserang wabah DBD dalam sepekan terakhir.

Penyemprotan atau fogging massal ini misalnya dilakukan oleh warga Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, difasilitasi alat fogging atau semprotan oleh dinas kesehatan kabupaten setempat.

Satu persatu rumah warga tidak luput dari penyemprotan, terutama di lokasi yang terjangkit DBD.

Baca juga: Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, Langkah Risma agar Surabaya Bebas DBD

Sebelumnya, warga secara swadaya yang cemas menyusul meninggalnya salah satu warga yang terserang DBD, melakukan penggalangan dana fogging untuk biaya operasional dan bahan bakar.

Kepala Dinas Kesehatan Polman, Suaib Nawawi menyebutkan, penanggulangan DBD melalui fogging ini hanya bersifat sementara.

“Wilayah Binuang ini ditetapkan KLB DBD. Fogging kita harapkan bisa memutus mata rantai penyebaran DBD ke tempat lain,” kata Suaib.

Menurut data pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat, sedikitnya ada 19 korban DBD telah dirawat di puskesmas setempat.

Lima pasien kini masih menjalani perawatan intensif di puskesmas.

Sebagian korban lainnya telah dirujuk ke rumah sakit umum daerah setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sementara, korban yang dinyatakan mulai pulih, sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

Baca juga: Ada 3 Titik Kasus DBD Tertinggi di Jakbar, Jumantik Diterjunkan

Penyakit demam berdarah mulai mewabah di wilayah Kecamatan Binuang, pada akhir Oktober pekan lalu.

Seorang korban, Rafli Alamsyah, yang masih berusia 11 tahun, meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit.

Atas kejadian ini, dinas kesehatan setempat telah menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa.

Warga diimbau agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com