Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Dugaan Jenazah di Selat Malaka Terkait TKI Ilegal

Kompas.com - 04/12/2018, 18:01 WIB
Citra Indriani,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pihak kepolisian sedang menyelidiki penyebab tewasnya 9 korban yang ditemukan mengapung di Perairan Selat Malaka di wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau.

Sementara, diduga ada kaitannya dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja secara ilegal di Malaysia.

Namun, hal itu belum bisa dipastikan oleh pihak kepolisian, karena perlu dilakukan penyelidikan lebih dalam.

"Kami belum bisa menyimpulkan apakah mereka TKI ilegal yang pulang dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur laut yang tidak resmi (jalur gelap) atau bukan. Ini yang sedang diselidiki jajaran Polres Bengkalis," ucap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Satu Jenazah yang Ditemukan di Selat Malaka, Teridentifikasi Berasal dari Sumut

Berdasarkan keterangan pihak keluarga dari salah satu korban yang teridentifikasi, Mimi Dewi (32), korban ini hendak menyeberang dari Malaka ke Dumai.

"Informasi yang didapat, korban sempat menghubungi keluarganya bahwa korban dan satu orang anaknya yang masih kecil akan pulang ke Indonesia (menggunakan kapal) pada Kamis (22/11/2018). Namun, beberapa hari kemudian tidak kabar dari korban dan tidak bisa dihubungi," kata Sunarto.

Kemudian, pada hari Jumat (30/11/2018) ditemukan 3 mayat mengapung di Perairan Selat Malaka wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, yang berjarak sekitar 10 mil dari perbatasan laut Indonesia dengan Malaysia.

Salah satu korban yakni Mimi Dewi. Kemudian satu lagi bernama Ujang Chaniago (48) warga Sumatera Barat. Sementara satu korban tidak ditemukan identitasnya.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menyelidiki kaitan antara 2 orang hanyut yang ditemukan di Perairan Selat Malaka oleh kapal Indomal V pada Kamis (22/11/2018) sebelum ditemukan 9 jenazah tersebut.

"Sebelum ditemukan 9 jenazah ini, ditemukan dua orang terombang-ambing di laut bernama Jamal dan Amid alias Boboi. Namun keduanya mengaku nelayan yang kapalnya dihempas gelombang," ujar Sunarto.

Kedua pria tersebut dibawa oleh kapal Indomal V menuju Malaka untuk pengobatan, sehingga polisi masih melacak keberadaan dua pria tersebut.

Petugas telah mendatangi pihak pemilik kapal Indomal dan salah satu nahkoda mengakui telah membawa Jamal dan Boboi ke Malaka. Sebab, saat itu kapal sedang menuju Malaka.Sehingga, kedua pria tersebut diduga berada di Malaysia.

Saat ini kepolisian RI bekerja sama dengan LO Polri di Malaysia untuk berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia guna mengungkap kasus ini.

"Keterangan saksi maupun keluarga korban masih didalami apakah saling berkaitan. Namun kami belum bisa menyimpulkan apakah ini kecelakaan laut atau bukan," jelas Sunarto.

Kompas TV Pantai Kampung Nipah menawarkan pemandangan Selat Malaka dan sensasi berburu kerang kepah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com