Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2018, 16:07 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkomitmen membantu Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam pengembangan wisata.

Salah satunya adalah wisata air terjun Curug Malela di Kecamatan Rongga dan Situ Ciburuy di Kecamatan Padalarang. Program itu akan mulai dikerjakan pada anggaran baru tahun 2019.

Seperti diketahui, Curug Malela merupakan salah satu wisata alam yang cukup potensial. Keindahan Curug Malela bahkan mendapat julukan Mini Niagara. Namun, persoalan akses jadi kendala pengembangan wisata itu.

Curug Malela berada di Kecamatan Rongga atau daerah paling selatan Bandung Barat berbatasan dengan wilayah Cianjur Selatan.

"(Target pengembangan wisata) Curug Malela itu sama Situ Ciburuy, jadi tahun 2019 akses ke Curug Malela akan kita maksimalkan dan Situ Ciburuy insya Allah laukna gampang dipancing (ikannya mudah dipancing)," tutur Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Ridwan Kamil Akan Lucurkan Konsep Pendidikan Karakter Jabar Masagi

Selain itu, Gua Pawon juga mendapat atensi. Gua Pawon merupakan gua alami dan situs purbakala yang berlokasi di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Di gua tersebut sempat ditemukan kerangka manusia purba yang diperkirakan berumur 9500 tahun.

"Gua Pawon belum ada request, tapi selama lima tahun semua potensi akan kita maksimalkan," ucapnya.

Namun, adanya aktivitas penambangan batu kapur membuat Gua Pawon sulit berkembang, bahkan nyaris terancam. Menurut Emil, persoalan ekonomi perlu dipertimbangkan dalam pengembangan Gua Pawon.

"Ini juga satu pekerjaan rumah yang harus saya teliti ini plus minusnya terhadap lingkungan, ekonomi seperti apa, belum sampai ke sana. Saya masih fokus ke situ Situ Ciburuy dan Curug Malela," ucapnya.

Baca juga: Tahun Depan, Ridwan Kamil Gagas Program Jamu

Ia tak menampik bahwa Gua Pawon punya potensi wisata edukasi. Namun dalam proses pengembangan Gua Pawon, sambung Emil, perlu waktu dan pertimbangan cukup banyak dari berbagai elemen.

"Disebut peluang itu satu, kalau ada artefak, kalau ada zona artefaknya harus kita lindungi, kedua yang namanya alam harus ada nilai tambah ekonomi, tapi kan ekonomi yang suistainable, jangka panjang, nggak ngerusak. Sekarang masalah pertambangan kalau dihentikan bagaimana, jadi harus ada win-win solution. Tapi itu jadi atensi saya tahun 2019," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com