Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Aksi Peringatan HUT OPM di Surabaya, Ratusan Mahasiswa Diamankan hingga Polisi Kepung Asrama

Kompas.com - 04/12/2018, 15:26 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa Papua di Surabaya diamankan polisi usai menggelar acara peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Hal tersebut dilakukan polisi untuk menghindari bentrok dengan organisasi masyarakat Pemuda Pancasila, yang saat itu menyatakan penolakan adanya aksi separatisme di Surabaya.

Selain itu, polisi juga mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan. Dua bus disiapkan untuk mengevakuasi para mahasiswa agar tetap menjaga keamanan Kota Surabaya.

Aksi pemulangan mahasiswa Papua ternyata mendapat tentangan dari Kontras (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Surabaya. Kontras menilai adanya intimidasi selama proses pemulangan dan aksi HUT OPM di Surabaya.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Pemuda Pancasila menolak upacara HUT OPM di Surabaya

Mahasiswa Papua dievakuasi dari asrama mahasiswa di Jalan Kalasan Surabaya Minggu (2/12/2018)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Mahasiswa Papua dievakuasi dari asrama mahasiswa di Jalan Kalasan Surabaya Minggu (2/12/2018)

Sekretaris Pemuda Pancasila Surabaya Baso Juherman mengatakan, massa Pemuda Pancasila sudah sejak Sabtu (1/12/2018) mengawal gerak-gerik 100 lebih warga Papua yang berkumpul di asrama tersebut.

"Kemarin (Sabtu, 1 Desember 2018) mereka menggelar aksi peringatan Papua Merdeka. Kami tidak ingin ada aksi separatisme di Surabaya. Kami ingin Surabaya kondusif," katanya.

Sementara itu, 233 mahasiswa Papua telah diamankan polisi usai mengikuti upacara HUT OPM.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, diamankannya ratusan mahasiswa tersebut untuk menghindari bentrok dengan salah satu ormas di Surabaya.

Baca Juga: Mahasiswa Papua di Surabaya Berencana Laporkan Kelompok Ormas

2. Kontras soroti pengamanan ratusan mahasiswa Papua

Ilustrasi kekerasanTOTO SIHONO Ilustrasi kekerasan

Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) di Surabaya, menjelaskan, ada intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dalam aksi peringatan 57 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.

"Ada laporan penyerangan dan pembubaran paksa terhadap kegiatan mahasiswa Papua di Surabaya," kata Fatkhul Khoir, Koordinator Kontras Surabaya.

Menurut dia, aksi menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak kebabasan berpendapat dan berekspresi, yang merupakan hak konstitusional setiap warga negara.

"Tanpa terkecuali mahasiswa Papua, yang wajib dilindungi oleh negara khususnya kepolisian," terangnya.

Baca Juga: Tolak Kibarkan Merah Putih, Mahasiswa Papua dan Warga Bentrok di Surabaya

3. Brimob jemput mahasiswa di asrama mahasiswa Papua

Satuan Brimob Polda Bangka Belitung menggelar simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (22/7/2016).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Satuan Brimob Polda Bangka Belitung menggelar simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (22/7/2016).

Pada hari Minggu (2/12/2018) malam, puluhan anggota Brimob mengepung asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Kota Surabaya.

Selain polisi, tampak petugas linmas dan satpol PP serta dari massa ormas Pemuda Pancasila ikut mengepung.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan meminta mahasiswa yang bukan penghuni asli asrama diminta keluar. Satu demi satu mahasiswa keluar dan masuk ke bus yang telah disediakan untuk memulangkan mereka.

Ada 50 mahasiswa dipulangkan ke Malang dengan bus melalui Terminal Bungurasih, 50 orang ke sejumlah daerah di Jawa Timur, dan 80 orang dari Surabaya sendiri. Sementara penghuni asli asrama hanya berjumlah 13 orang.

"Ini demi keamanan dan kondusifitas Surabaya," kata Kombes Rudi.

Baca Juga: Minggu Malam, Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Dikepung Polisi

4. Kuasa hukum: mahasiswa mendapat intimidasi 

IlustrasiKOMPAS/JITET Ilustrasi

Kuasa hukum mahasiswa Papua, Veronica Koman, menyebut polisi melakukan pemulangan paksa terhadap mahasiswa Papua dari asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya Minggu (2/12/2018) malam.

"Pemulangan paksa itu melanggar hak kebebasan bergerak warga negara yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita hidup di NKRI harusnya bebas dong mau ke mana saja," katanya saat menggelar konferensi pers di kantor KontraS Surabaya, Senin (3/12/2018).

Dia juga menyinggung salah satu nama ormas yang massanya sempat terlibat bentrok dengan mahasiswa Papua saat aksi peringatan hari kemerdekaan Papua di Surabaya pada Sabtu (1/12/2018).

"Pendekatan kekerasan hanya akan menimbulkan rasa tidak empati. Mereka hanya menyampaikan hak berpendapat," ucap Veronica.

Baca Juga: Kuasa Hukum Mahasiswa Papua Sebut Polisi Lakukan Pemulangan Paksa

5. Alasan polisi memulangkan mahasiswa 

Ilustrasi polisiKOMPAS.com/Achmad Faizal Ilustrasi polisi

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan menjelaskan, pemulangan mahasiswa dari luar Surabaya adalah untuk menjaga keamanan warga Kota Surabaya.

Ada 50 orang mahasiswa yang dipulangkan ke Malang dengan bus melalui Terminal Bungurasih, 50 orang ke berbagai daerah di Jawa Timur, dan 80 orang dari Surabaya sendiri.

Sementara itu, penghuni asli asrama hanya berjumlah 13 orang.

Seperti diketahui, ratusan mahasiswa Papua dari berbagai daerah di Jawa Timur menggelar upacara untuk memperingati HUT OPM.

Namun, usai upacara para mahasiswa diamankan karena mendapat penolakan dari ormas Pemuda Pancasila.

Baca Juga: Kapolrestabes Surabaya: Pemulangan Ratusan Mahasiswa Papua Berjalan Kondusif

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com