Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT Siap Disebut Tolol Jika "Human Trafficking" Masih Tinggi

Kompas.com - 04/12/2018, 10:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut, human trafficking (perdagangan manusia) di wilayahnya, akibat ketololan pemimpin.

Karena itu, Viktor mengaku tidak tertarik untuk membicarakan tentang perdagangan manusia yang marak di wilayah itu.

"Saya tidak tertarik bicara human trafficking di NTT, karena itu sebuah akibat kecil dari ketololan pemimpin manusia di NTT ini,"tegas Viktor, saat memberi kuliah umum di Universitas Nusa Cendana Kupang, Senin (3/12/2018).

"Saya kalau omong begini banyak yang tersinggung dengan saya," ucap Viktor lagi.

Baca juga: Gubernur NTT: Orang Bodoh dan Miskin Tidak Akan Masuk Surga

Viktor bahkan mengaku siap disebut gubernur tolol, jika perdagangan manusia di NTT masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi tidak maju.

"Jadi kita maki orang lain jangan lupa maki diri kita sendiri,"kata Viktor.

Menurut Viktor, bukan karena alasan tidak adanya lapangan pekerjaan, sehingga angka perdagangan orang di NTT tinggi.

Yang ada, kata mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu, karena ketidakmampuan menyiapkan sumber daya manusia di NTT.

"Human trafficking itu menurut saya, hanya hilir dari sebuah kebijakan yang bodoh," tegasnya.

Baca juga: Gubernur NTT Ancam Patahkan Kaki Pelaku Perdagangan Manusia di NTT

Moratorium

Viktor mengatakan, pihaknya melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, bukan untuk menghambat pemasukan asli daerah, tapi pihaknya tidak ingin mempermalukan diri sendiri.

Karena itu lanjut Viktor, tenaga kerja yang dikirim dari NTT, harus mempunyak ketrampilan dan berkualitas. Satu contoh tenaga kerja sebut dia, yakni perawat.

Untuk itu, pihaknya berencana membangun 23 balai latihan kerja baru, untuk mendukung dan melatih para calon tenaga kerja.

"Saat ini kita sudah miliki tujuh balai latihan kerja. Kita berencana membangun 23 lagi, sehingga jumlahnya menjadi 30. Kita harapkan tenaga kerja yang kita kirim, benar-benar berkualitas," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com