Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gotong Royong Bersihkan Sungai dari Limbah Minyak Pipa Pertamina

Kompas.com - 03/12/2018, 23:50 WIB
Amriza Nursatria,
Khairina

Tim Redaksi


PRABUMULIH, KOMPAS.com-Untuk membersihkan sungai yang tercemar oleh minyak mentah dari pipa milik PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang bocor Minggu malam lalu, warga Kebun Duren, Kelurahan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan bergotong-royong membersihkan aliran sungai tersebut, Senin (3/12/2018).

Gotong royong pembersihan sungai dilakukan mulai dari arah hulu sungai yaitu dengan cara menggiring kotoran dan air sungai yang masih tercemar minyak ke sebelah hilir.

Di sebelah hilir sudah terpasang alat pengumpul minyak seperti selang besar yang mengapung agar minyak mudah dibersihkan.

Warga juga membersihkan rumput dan semak belukar di sisi sungai yang masih ada bekas tumpahan minyak dengan cara menebasnya menggunakan parang.

Sementara di bagian hilir, warga lain mengumpulkan potongan semak dan rumput yang masih mengandung minyak lalu memasukannya ke dalam karung untuk selanjutnya dikumpulkan dan dibuang.

Baca juga: Pipa Minyak Pertamina Bocor Cemari Sungai di Prabumulih

Hengki, warga setempat menceritakan, saat minyak dari pipa bocor memasuki sungai, warga yang lagi tidur langsung terbangun karena aroma minyak yang sangat menyengat.

Hengki khawatir aroma minyak itu berdampak pada kesehatan anak-anak yang masih kecil. Oleh karena itu, Hengki minta ada pemeriksaan kesehatan pada anak-anak mereka di sana.

“Kami khawatir aroma minyak yang sangat menyengat itu nantinya berpengaruh pada keseharan anak-anak,” katanya.

Hengki juga berharap pihak Pertamina segera memberi ganti rugi akibat dari pipa yang bocor.

Hengki meminta Pertamina lebih berhati-hati sebab pencemaran ini bukan yang pertama namun sudah berkali-kali terjadi.

Sementara itu, Asmen Legal and Relation Field Pertamina Prabumulih Setyo Puji Hartono mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pembersihan sejak malam terjadinya kebocoran pipa Pertamina dan upaya pembersihkan akan terus dilakukan sampai sungai benar-benar bersih.

Setyo menambahkan, penyebab pipa bocor adalah faktor alam ditambah tekanan minyak dan cuaca hujan dan panas yang terus terjadi.

Terkait tuntuan warga soal ganti rugi, Setyo mengatakan pihak Pertamina akan mendeteksi dulu apakah kebocoran pipa itu memang berdampak pada warga.

Sebab, menurut Setyo, minyak yang mengaliri sungai tersebut adalah minyak mentah yang sesungguhnya tidak memberi dampak pada kesehatan.

“Paling hanya baunya saja yang memang berbeda dengan minyak biasa,” katanya

Terkait apa tanggung jawab perusahaan terhadap warga yang terdampak, Setyo mengatakan pihak Pertamina tetap melakukan monitoring kemugkinan dampak yang ada dan telah memberi membagikan nasi bungkus kepada warga yang tidak bisa memasak. 

Kompas TV Kawasan Indonesia timur dilirik oleh pertamina untuk proyek eksplorasi migas selanjutnya. Dana eksplorasi sudah disiapkan hingga 200 juta dollar Amerika Serikat dalam 5 tahun ke depan. Pertamina mengincar 3 lokasi eksplorasi di kawasan Indonesia timur. Meski demikian Pertamina tak mengungkap secara detail lokasi yang akan diajukan menjadi studi bersama ke pemerintah. Pertamina berencana mencari mitra yang bisa memberikan nilai tambah. Dari segi pendanaan saja biaya eksplorasi versi Pertamina setidaknya membutuhkan 75 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com