Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selalu Menengadahkan Tangan, Difabel Juga Bisa Berbagi

Kompas.com - 03/12/2018, 19:35 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi


SOLO, KOMPAS.com - Komunitas difabel yang tergabung Self Help Group (SHG) Solo membagikan nasi bungkus dan suvenir berupa bros bermotif bunga kepada para tukang becak dan masyarakat di jalur lambat Jalan Slamet Riyadi depan Solo Grand Mal Solo, Jawa Tengah, Senin (3/12/2018).

Meski sore itu hujan rintik-rintik mengguyur wilayah Solo, tidak menyurutkan semangat mereka untuk melakukan kegiatan sosial.

Ada ratusan nasi bungkus dan bros hasil karya mereka yang dibagikan untuk memperingati Hari Difabel Internasional Tahun 2018.

Pembagian nasi bungkus dan bros dipimpin oleh Ketua SHG Solo Sugian Noor.

Sugian yang menaiki kursi roda turut membagikan nasi bungkus kepada para tukang becak dan masyarakat yang melintas di kawasan itu.

Baca juga: Jangan Lakukan 7 Hal Ini kepada Difabel...

Sugian mengatakan, kegiatan mengambil tema "Difable pun Bisa Berbagi" tersebut untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa difabel tidak selamanya mengharapkan bantuan. Kaum difabel juga bisa mandiri dan berbagi kepada masyarakat.

"Kami hanya ingin memberikan pesan kepada masyarakat saja kok. Bahwasanya difabel enggak selalu menengadahkan tangan, tetapi difabel pun bisa untuk memberi," katanya di sela membagikan nasi bungkus dan bros.

Dia mengakui, menghapus stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas tidak mudah dan membutuhkan proses panjang.

Sehingga, dirinya berharap, melalui kegiatan itu dapat menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap penyandang disabilitas.

Dia mengatakan, nasi bungkus yang dibagikan tersebut hasil patungan dari anggota. Begitu pula dengan bros yang dibagikan tersebut. Bros motif bunga itu merupakan hasil karya anggota menggunakan bahan dasar daur ulang.

"Brosnya ini bahan dasarnya daur ulang. Untuk nasi setiap anggota saya wajibkan untuk membuat 10 nasi bungkus dengan biaya per anggota Rp 5.000. Semua hasil gotong royong anggota," imbuhnya.

Sugian mengungkapkan, sebagian besar anggota SHG memiliki usaha sendiri di rumah. Mulai dari usaha koveksi, menjahit, bengkel, kerajinan, dan lainnya.

"Anggota komunitas SHG rata-rata polio. Ada beberapa yang cerebral palsy (gangguan tumbuh kembang otak)," ungkap Sugian.

Baca juga: Di Balik Kisah Difabel Rahmat Hidayat, Jago Desain, Idolakan Igun, hingga Ingin Bertemu Jokowi

Komunitas SHG berdiri pada tahun 2010 dan diinisiasi oleh Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Manusia (PPRBM) Solo.

Anggota SHG Stella (41) mengatakan, suvenir berupa bros yang dibagikan tersebut merupakan hasil karya para anggota. Bros dibuat dari bahan daur ulang.

"Ini sebagai rasa terima kasih kami untuk kepedulian masyarakat Solo. Jadi kami memberikan suvenir ini kepada mereka," katanya.

Sementara seorang tukang becak Solo, Slamet mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan komunitas SHG Solo dengan membagikan nasi bungkus dan bros. Di tengah keterbatasan fisik yang dialaminya, mereka masih mampu mandiri.

"Saya kagum dengan mereka. Meskipun penyandang disabilitas mereka bisa mandiri dan berbagi," ungkap Slamet.

Kompas TV Berbagai macam produk makanan hingga kerajinan tangan hasil para penyandang disabilitas ini turut memeriahkan peringatan Hari Disabilitas Internasional yang berlangsung di Kompleks BK3S Provinsi Jawa Timur. Bazar yang terbuka untuk masyarakat umum tersebut bertujuan untuk mulai mengenalkan dan mempromosikan beragam hasil kreativitas para difabel. Selain itu juga sebagai wadah untuk dapat berinteraksi antara penyandang difabel dengan masyarakat umum. Pada kesempatan ini salah satu stan yang menarik yakni produk kerajinan tangan hasil karya siswa SLB ternama di Surabaya. Dengan memanfaatkan kain percak para siswa difabel tersebut dapat membuat aneka produk seperti bando, gantungan kunci hingga taplak meja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com