Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Monyet Sering Mengemis di Jalan, Erwin Tanam Pohon Buah di Hutan

Kompas.com - 03/12/2018, 12:05 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PARAPAT, KOMPAS.com - Berawal dari postingan di status Facebook melihat satwa monyet di kawasan Hutan Sibaganding, Parapat, Kabupaten Simalungun bertaruh nyawa untuk mendapatkan makanan di tepi jalan raya, Erwin Landy (53), warga Medan, mengorganisir penanaman bibit buah di kawasan perbukitan Hutan Sibaganding pada 28 Oktober 2018 lalu.

Erwin yang berprofesi sebagai konsultan pertanian organik kepada Kompas.com, Senin (3/12/2018), mengatakan, awalnya dia prihatin dengan beberapa kasus monyet tertabrak di tepi jalan menuju Parapat, tak jauh dari kawasan habitat monyet di Hutan Sibaganding.

"Intinya prihatin dengan kasus monyet tertabrak di sana. Kemudian kita buat status di Facebook. Banyak yang merespons, kita lakukan (pengorganisiran) penanaman bibit buah di kawasan Hutan Sibaganding," jelas Erwin.

Aksi penanaman bibit buah dan sayur itu, kata Erwin, dilakukan bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober hingga 29 Oktober 2018 lalu.

Baca juga: Kemarau, Kawanan Monyet Ekor Panjang Serbu Ladang dan Rumah

Sejumlah relawan ikut dalam aksi, seperti mahasiswa dari Universitas Simalungun, anggota Pramuka dari Parapat dan beberapa relawan dari luar daerah Kabupaten Simalungun.

Menurut Erwin, aksi yang digelar selama dua hari dan bermalam di kawasan hutan itu tak terlalu sulit dilakukan karena seluruh relawan yang berjumlah 100 orang itu memiliki persepsi yang sama guna menyelamatkan satwa monyet.

"Karena punya persepsi yang sama, jadi pengorganisirannya tak sulit. Kita tentukan titik kumpul, ada yang nyumbang biji-bijian dan kita tanam bersama," katanya.

Adapun bibit buah yang dibawa dan ditanam di kawasan hutan itu antara lain bibit okra, kelor, cheri, pepaya, mangga dan lainnya yang diperkirakan mencapai sekitar 25.000 hingga 30.000 bibit buah dan sayuran.

Erwin berharap, tanaman buah bisa tumbuh, sehingga bisa dikonsumsi satwa monyet, sehingga mereka tak perlu turun ke jalan mengemis makanan kepada para pengendara yang melintas.

Aksi ini, lanjutnya, akan digelar sekali dalam tiga bulan. Meski para relawan tidak terbentuk dalam sebuah komunitas, namun sudah ada kesepakatan bahwa mereka akan kembali turun ke hutan tiga bulan setelah aksi 28 hingga 29 Oktober 2018 lalu.

Lebih jauh, Erwin menyebut, penanaman pohon dan sayuran ini merupakan tindakan darurat. Sebaiknya, ada upaya relokasi habitat satwa monyet yang populasinya terus meningkat, yakni ribuan ekor di Hutan Sibaganding.

"Sebaiknya mereka direlokasi, karena daya dukung lahan atau habitatnya kurang memadai lagi. Itu sebabnya satwa monyet itu turun mengemis makanan di jalan raya," ujarnya.

Baca juga: Kemarau, Kawanan Monyet Ekor Panjang Serbu Ladang dan Rumah

Menyangkut lokasi yang pas buat satwa monyet jika direlokasi, Erwin mengatakan harus melakukan survei secara serius, terutama soal ketersediaan makanan.

Menurut Erwin, sebenarnya ada seorang pawang yang rajin merawat dan menjaga monyet. Dia bernama Rahman Manik. Namun ia menilai, tidak adil juga membiarkan Rahman merawat satwa monyet dengan sendirian. Dia harus dibantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com