Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geluti Kuliner dari Daging Kelinci, Astuti Raih Omset Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Kompas.com - 02/12/2018, 10:18 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Menggeluti kuliner berbahan baku dari daging kelinci, Sri Astuti (38) mengaku mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Warga Desa Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan ini telah menggeluti bisnis kuliner dari daging kelinci sejak tahun 2016 lalu.

Dari pembuatan abon saja, dia mengaku mampu menghabiskan 30 hingga 50 kilogram per bulan dengan harga abon Rp 280.000 per kilogramnya.

“Kalau ada event bisa sampai 70 kilogram daging kelinci yang diolah. Kalau penghasilan masih di bawah Rp 50 juta, belum banyak,” ujarnya disela kesibukannya memamerkan hasil olahan produknya pada kegiatan ngopi susu bareng Bupati Magetan bersama peternak kelinci di Desa Tanjungsari Rabu (28/11/2018) lalu.

Keterlibatan Sri Astuti pada kuliner olahan dari daging kelinci berawal dari keluhan peternak kelinci yang merasa harga kelinci hasil panen mereka yang tidak pernah stabil. Pada saat itu, kelinci hanya dimanfaatkan dagingnya untuk pembuatan sate.

Baca juga: Pergi Berburu Kelinci, Pria Ini Justru Tertembak oleh Anjingnya

 Di Kabupaten Magetan, sate kelinci sudah menjadi kuliner khas daerah yang banyak dijajakan di sepanjang jalan dan di pinggir Telaga Sarangan.

Dengan mengolah menjadi abon, selain memberi nilai lebih pada produk olahan daging kelinci, juga  membuat harga jual kelinci menjadi lebih stabil karena harga abon dari daging kelinci juga stabil.

“Pada awalnya mencari nilai tambah, selain untuk sate daging kelinci juga bisa untuk abon. Kami mencari peluang pasar karena kalau abon bisa tahan lama dan bisa dikirim keluar daerah,” imbuhnya.

Sejak diluncurkan tahun 2016, produk olahan abon dari daging kelinci milik Astuti telah melanglang buana ke seluruh kota dari Sabang sampai Papua.

Bahkan, sejumlah pesanan abon dari daging kelinci juga datang dari Hongkong dan Arab Saudi.

Dari sate beku hingga nugget

Tak berhenti hanya mengembangkan daging kelinci menjadi abon, Sri Astuti juga mengembangkan inovasi daging kelinci yang rendah kolesterol dan tinggi protein tersbeut menjadi olahan kuliner lainnya. Kali ini dia mengolah menjadi rica rica kelinci.

Bahkan untuk pengembangan usaha, Sri Astuti membuka stand kuliner di pusat oleh oleh khas Magetan di Desa Candirejo yang beralamat di Jl Raya Sarangan.

Produk rica rica daging kelnci juga dikemas dalam bentuk kemasan beku.

Dengan harga Rp 15.000 dalam kemasan 200 gram, lagi lagi produk tersebut juga disambut bagus di pasaran.

“Di warung kami di Jalur Telaga Sarangan pengunjung bisa langsung menikmati olahan kuliner seperti sate, rica rica, maupun nugget dari daging kelinci fresh,” ucapnya.

Produk olahan daging kelinci berikutnya yang diluncurkan Sri Astuti adalah nugget daging kelinci.

Produk olahannya kali ini untuk menyasar konsumen anak anak dan konsumen yang memang tidak suka dengan olahan daging kelinci seperti sate maupun rica rica yang memang menonjolkan rasa pedas.

Satu bungkus nugget daging kelinci dengan berat 200 gram Sri Astuti mematok harga Rp 17.000,00.

“Ada produk alternatif, kalau belum suka sate kami berikan penawaran produk nugget,” katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com